Selasa, 29 Mei 2012

Bahasa Yesus Segera Dihidupkan Kembali dari Kubur

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1865962.jpg


Di zamannya, Yesus berbicara menggunakan bahasa Aramaic. Kini bahasa ini akan digunakan kembali setelah selama berabad-abad menghilang dan tak pernah dipakai.

Seperti dilaporkanST, bahasa ini akan digunakan di dua desa suci di Tanah Suci umat Kristen. Fokus baru untuk menghidupkan bahasa yang dipakai dua ribu tahun silam ini mendapat bantuan teknologi modern, yakn, kanal televisi berbahasa Aramaic dari Swedia.

Di komunitas ini, bahasa dari lidah kuno ini telah dijaga dengan baik. Di Desa Palestina, Beit Jala, pembicara Aramaic yang lebih tua mencoba berbagi bahasa ini dengan cucu-cucunya.

Beit Jala terletak di Bethlehem yang merupakan tempat kelahiran Yesus. Bahasa ini juga akan digunakan di Desa Jish di Lembah Galilean tempat Yesus hidup dan berceramah. Di desa ini, bahasa ini sudah digunakan untuk mengajar anak SD. [mor]






sumber :http://teknologi.inilah.com/read/detail/1865962/bahasa-yesus-segera-dihidupkan-kembali-dari-kubur

Jumat, 25 Mei 2012

Wah, Manusia Gua Ternyata Sudah Mengenal Musik

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1864766.jpg


Anggapan musik adalah bahasa universal nampaknya benar. Buktinya, musik sudah didendangkan manusia gua di Eropa pada 40 ribu tahun sebelum Masehi (SM). Ingin tahu?

Moyang paling awal warga Eropa diketahui bermain instrumen musik dan menunjukkan kreativitas artistik lebih dari 40 ribu tahun silam. Bukti musisi ini ditemukan di Jerman dalam bentuk seruling primitif yang terbuat dari tulang burung dan gading mammoth.

Seperti dikutipDM, temuan ini berasal dari Gua Geissenkloesterle di Swabian Jura atau selatan Jerman. Temuan ini menampilkan budaya Aurignacian yang menjembatani cara hidup manusia kuno dengan manusia modern yang ada di situs itu antara 42.000-43.000 tahun silam.

“Gua tersebut merupakan salah satu gua yang menghasilkan contoh penting ornamen pribadi, figur seni, gambar mistis dan instrumen musik,” ungkap Profesor Nick Conard dari Tubingen University di Jerman.[mor]


This bird-bone flute was found in a cave in Germany and is thought to date from 42-43,000 years ago

This bird-bone flute was found in a cave in Germany and is thought to date from 42-43,000 years ago

Mammoth bone flute

Mammoth-bone flute: The finds, described in the Journal of Human Evolution, are from Geissenkloesterle Cave in the Swabian Jura region of southern Germany


Early artists

Early artists? The results indicate that modern humans entered the Upper Danube region before an extremely cold climatic phase around 39,000-40,000 years ago





sumber :http://teknologi.inilah.com/read/detail/1864766/wah-manusia-gua-ternyata-sudah-mengenal-musik

Kamis, 24 Mei 2012

Cap Kuno Ditemukan di Yerusalem


Arkeolog Israel mengatakan pada Rabu (23/5) bahwa mereka telah menemukan bukti pertama yang mendukung Perjanjian Lama akan keberadaan Bethlehem, ratusan tahun sebelum kota itu menjadi terkenal sebagai tempat kelahiran Yesus. Bukti itu berupa cap dari tanah liat yang ada di tembok Kota Tua Yerusalem dan bertuliskan tiga baris aksara Yahudi dengan kata 'Bethlehem'.


Eli Shukron yang memimpin penggalian dari Otoritas Benda Antik Israel mengatakan bahwa cap ini ditaruh di pengiriman pajak produk perak dan pertanian dari Bethlehem kepada Raja Judah di dekat Yerusalem pada 8-7 SM. "Inilah untuk pertama kalinya nama Bethlehem muncul di luar Injil dalam pahatan dari periode First Temple (1006-586 SM)," kata Shukron lewat sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters.

http://l2.yimg.com/bt/api/res/1.2/QaXkp3MYK6odKbw9wc3SDQ--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0zMDA7cT04NTt3PTQ1MA--/http://media.zenfs.com/en-AE_XE/News/Reuters/2012-05-23T113346Z_1_CBRE84M0W4E00_RTROPTP_2_LIFE-US-ISRAEL-ARCHAEOLOGY-BETHLEHEM.JPG

http://l.yimg.com/bt/api/res/1.2/BBRwmMxc2y_QqbgaG7k.DA--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD03ODE7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/Reuters/2012-05-23T114648Z_1279544159_GM1E85N1FLS01_RTRMADP_3_ISRAEL-ARCHAEOLOGY-BETHLEHEM.JPG

http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/z2YjFpSb1hi0Nglprq9D0g--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD01MTI7cT04NTt3PTQ4MA--/http://media.zenfs.com/en-AE_XE/News/AFPMideastEN/photo_1337792226287-1-0.jpg

http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/K7vm5Xo9fRODTPG47OUBrw--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD00MDg7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/Reuters/2012-05-23T114555Z_169891325_GM1E85N1IXI01_RTRMADP_3_ISRAEL-ARCHAEOLOGY-BETHLEHEM.JPG






sumber :http://id.berita.yahoo.com/foto/cap-kuno-ditemukan-di-yerusalem-1337827750-slideshow/

Misteri Batu Raksasa di Sulawesi Tengah


Situs Megalitikum (dok. Farchan Noor Rachman/ACI)

Situs Megalitikum




Situs megalitikum yang misterius di Indonesia, tidak hanya di Gunung Padang, Cianjur. Di Doda, Sulawesi Tengah, wisatawan juga bisa melihat kumpulan batu misterius yang serupa.

Doda adalah sebuah desa yang terletak di lembah daratan Kabupaten Lore Utara, Sulawesi Tengah. Lanskap desa ini begitu indah karena dikelilingi pegunungan hijau, bernama Lore.

Sepanjang mata memandang, Anda akan disuguhkan dengan hamparan padang rumput hijau. Tak ketinggalan padang ilalang yang mempercantik pandangan mata.

Tapi di balik itu semua, Doda menyimpan misteri yang belum terpecahkan. Ada banyak batu besar yang berdiri tegak di atas tanahnya. Hamparan batu ini tersebar di dua situs berbeda, dan sampai sekarang belum diketahui asal muasal yang pasti. Konon, batu tersebut merupakan batu yang berasal dari zaman megalitikum.

Situs pertama yang bisa dikunjungi di Doda adalah Pokekea. Di situs Pokekea, wisatawan bisa melihat batu-batu besar bulat yang tersebar di padang rumput. Jika diperhatikan, ada juga batu relief yang menggambarkan daun.

Sampai sekarang, tidak ada yang tahu fungsi batu tersebut secara pasti. Masyarakat setempat percaya kalau batu tersebut merupakan batu tempat mandi raja. Tetapi ada juga yang mengatakan batu tersebut merupakan tempat minum raja.

Patung batu di Pokekea juga ada yang mirip dengan manusia. Patung manusia ini memiliki ukiran wajah yang khas. Uniknya, ternyata ukiran wajah ini tidak hanya ada di Pokekea saja, tetapi juga di berbagai situs Megalitikum yang tersebar di Lembah Doda


Kumpulan batu zaman Megalitikum (dok. Farchan Noor Rachman/ACI)

Kumpulan batu zaman Megalitikum

Patung mirip manusia ini disebut masyarakat dengan nama patung suami istri. Disebut demikian karena patung ini berpasangan dan mirip pasangan suami istri.

Dari Pokekea, perjalanan menyusuri batu megalitikum Doda bisa dilanjutkan ke situs Tadulako. Dalam bahasa Lore, Tadulako berarti raja.

Sama seperti situs Pokekea, batu megalitik yang ada di Tadulako tersebar merata di atas tanah. Tapi ada satu yang membedakan dan cukup menarik perhatian, yaitu batu manusia setinggi 2 meter. Wow!


http://images.detik.com/customthumb/2012/05/24/1025/img_20120524190608_4fbe24309a570.jpg?w=600


Untuk mencapai tempat ini, wisatawan bisa memulai perjalanan dari Kota Palu. Waktu tempuh menuju Doda cukup panjang, yaitu sekitar 3 jam dengan jarak sekitar 157 km.

Siapkan fisik Anda, capailah Doda, dan pecahkan misterinya.


http://images.detik.com/customthumb/2012/05/24/1025/img_20120524190600_4fbe242859494.jpg?w=600





sumber :http://travel.detik.com/read/2012/05/24/190621/1924173/1025/misteri-batu-raksasa-di-sulawesi-tengah?991104topnews

Selasa, 22 Mei 2012

Pagaralam, Satu Lagi Calon Situs Warisan Budaya UNESCO


Setelah Subak di Bali, UNESCO juga mencantumkan Kota Pagaralam di Sumatera Selatan sebagai calon Situs Warisan Budaya. Kota peninggalan Megalitikum ini punya beragam destinasi wisata yang mampu membuat wisatawan terkesima.

Situs peninggalan Megalitikum di Pagaralam, Sumatera Selatan, telah didaftarkan UNESCO sebagai kandidat Situs Warisan Budaya. Tak heran, kota seluas 633 kilometer persegi ini memang menyimpan banyak potensi wisata sejarah.

Di sini, Anda bisa melihat beberapa peninggalan zaman Megalitikum yang ditaksir berumur lebih dari 1.000 tahun. Beberapa tempat untuk menemukan peninggalan tersebut di antaranya areal perkebunan Dusun Atungbungsu, kebun kopi Dusun Cawang Lama, Tegur Wangi lama, Tanjung Aro, dan Mingkik.

Jangan kaget bila di tengah kebun dan areal-areal itu Anda menemukan patung dengan beragam bentuk, ukiran, juga ukuran. Di Dusun Tegur Wangi misalnya, ada lukisan yang dibuat dari batu tulis! Lukisan mirip manusia ini berada di atas batu setinggi sekitar 10 meter dan lebar 13 meter. Di samping lukisan tersebut juga terdapat guratan-guratan lukisan dengan ukuran yang lebih kecil.

Di areal perkebunan Dusun Atungbungsu, terdapat kumpulan batu berbentuk gong yang memiliki ukuran sangat besar. Kalau dihitung, batu-batu tersebut memiliki tinggi sekitar 1 meter, lebar 2 meter, dan panjang sekitar 5 meter. Batu-batuan ini memiliki bentuk yang masih utuh.

Selain itu, di areal ini juga terdapat patung-patung berbentuk tubuh manusia. Coba lihat lebih dekat, panorama batu-batu ini menyerupai Maoi di Pulau Paskah! Konon, lokasi ini menjadi pusat pemerintahan di zaman Megalitikum.

Masih banyak peninggalan megalitikum yang unik dan menarik untuk dikunjungi. Beberapa di antaranya yaitu situs kubur batu di Tanjung Aro, Pasemah, dan beberapa arca lainnya yang berjumlah hampir ribuan.

Nah, selain melihat ribuan situs megalitikum, kota ini juga memiliki destinasi wisata lainnya yang tak kalah menarik. Kemegahan Gunung Dempo yang menjadi latar kota ini memiliki magnet bagi wisatawan terutama pendaki gunung untuk menaklukkannya.

Selain itu, traveler juga bisa berkeliling dan merasakan kesejukan alam Kota Pagaralam. Gunung, hutan, air terjun, dan situs megalitikumnya menjadi destinasi yang bisa dipilih. Namun sayang, banyaknya potensi wisata yang mengisi kota ini harus terkendala dengan keterbatasan transportasinya.

Terlepas dari keterbatasan Kota Pagaralam, kalau sudah niat sejauh dan sesulit apapun jalan yang harus ditempuh tidak masalah. Semoga saja pemerintah daerah bersungguh-sungguh untuk mengembangkan dan menjaga kelestarian wisata alam dan sejarah Kota Pagaralam ini.


Kedua patung megalitikum di areal Atungbungsu (Sumber: versesofuniverse.blogspot.com)

Kedua patung megalitikum di areal Atungbungsu


Situs Kubur Batu menjadi salah satu dari 67 situs yang didaftarkan menjadi benda wariusan budaya UNESCO (Sumber: versesofuniverse.blogspot.com)

Situs Kubur Batu menjadi salah satu dari 67 situs yang didaftarkan menjadi benda wariusan budaya UNESCO


Pasemah, salah satu peninggalan Megalitikum yang terkenal di Pagaralam Sumatera Selatan (Sumber: versesofuniverse.blogspot.com)

Pasemah, salah satu peninggalan Megalitikum yang terkenal di Pagaralam Sumatera Selatan


Gunung Dempo, menjadi latar belakang yang menarik untuk Kota Pagaralam (Sumber: versesofuniverse.blogspot.com)

Gunung Dempo, menjadi latar belakang yang menarik untuk Kota Pagaralam






sumber :http://travel.detik.com/read/2012/05/22/161703/1921981/1025/pagaralam-satu-lagi-calon-situs-warisan-budaya-unesco?vt22021024

Punden Berundak Gunung Padang Berkonstruksi Modern

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHxf7H2G4gF6MwKZFzK_VC2pdHWESB1IGBDmJ1VwhASMbIvldFE2pZt3JKe1WF-IEWyTgm1winDl93mCS5q18Y4d7U7VAFmtA86dNY2baDnN6uPGrAkgfggraZQdyxYO-ri8FpwkemFUCq/s1600/gunung-padang-foto-hendijo.jpg



Punden berundak Gunung Padang yang diduga berdiri sejak zaman prasejarah ternyata memiliki konstruksi bangunan yang cukup modern. Hal itu terlihat dari kokohnya fisik bangunan meski digoyang gempa.

Asep (44), warga Kampung Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Bogor, yang bermukim di dekat kaki Gunung Padang, bercerita bagaimana kondisi saat gempa besar di Pangandaran mengguncang wilayah tersebut. Saat gempa besar yang disertai Tsunami memporak porandakan rumah warga, tapi tidak bagi Gunung Padang.

"Ada suara seperti batu-batu beradu dari dalam gunung, tapi gempa tidak membuat longsor atau memindahkan menhir-menhir di Gunung Padang, utuh," kisahnya kepada detikcom di puncak situs megalitik Gunung Padang, Selasa (22/5).

Perlu diketahui, situs megalitik berada di patahan Cimandiri. Akibatnya, bukan satu atau dua kali saja situs yang dipenuhi menhir batuan andesit ini digoyang gempa.

"Sering sekali gempa terjadi di sini, tapi tidak ada yang berubah," katanya.

Ali Akbar, Arkeolog UI, menjelaskan struktur punden berundak di Gunung Padang memiliki struktur konstruksi kering. Dia melihat dari tumpukan bebatuan yang menonjol ke luar.

"Dari setiap batu terdapat rongga-ronga, untuk mengisi kekosongan rongga batu," papar Ali.

Guna mengetahui apakah masyarakat yang mendirikan punden berundak sudah memikirkan ancaman bencana gempa sehingga memiliki konstruksi bangunan tahan gempa, perlu kajian lebih dalam lagi dari tim geologi.


Keindahan Panorama Gunung Padang

Keindahan dan eksotisme Situs Gunung Padang di Kampung Gunung Padang dan Kampung Panggulan, Desa Karyamukti Kecamatan Campaka, Cianjur, Selasa (22/05).







sumber :http://news.detik.com/read/2012/05/22/182526/1922146/10/punden-berundak-gunung-padang-berkonstruksi-modern?991101mainnews

Situs Gunung Padang Ditemukan Orang Belanda Tahun 1914

http://images.detik.com/content/2012/05/22/10/teras5gunungpadang.jpg


Cianjur Situs megalitikum di Gunung Padang sebenarnya sudah ditemukan sejak lama, meski baru 'menasional' ketika muncul isu ada piramida besar di situs itu. Situs ini ditemukan pertama kali oleh warga Belanda bernama NJ Krom pada 1914. Namun, Pemkab Cianjur baru melakukan konservasi pada 1979.

Situs megalitikum Gunung Padang ini terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sekitar 50 KM dari Kota Cianjur. Bagi Anda yang akan menuju situs sejarah ini, bisa melalui Jl Warungkondang atau jalur menuju Sukabumi. Di kiri jalan, Jl Cipadang Kota, terlihat papan penunjuk arah menuju Situs Megalitik Gunung Padang.

Jarak dari Jl Warungkondang menuju titik situs sekitar 20 KM. Untuk menuju ke sana, Anda akan disuguhi jalan berliku dan kondisi badan jalan yang bagus-jelek dengan jalan satu lajur yang hanya muat untuk satu minibus. Bila menggunakan mobil, Anda memperlukan waktu tempuh sekitar 45 menit, sementara jika menggunakan motor butuh waktu 30 menit.

Setelah ditemukan NJ Krom pada 1914, pemerintah Belanda sebenarnya sempat mencatat situs megalitikum ini. Namun, Belanda hanya mencatat tanpa ada tindak lanjutnya. Berdasarkan situs resmi Pemerintah Kabupaten Cianjur, baru pada 1979 ada tiga perwakilan warga setempat yang melaporkan temuan tersebut dan selanjutnya dikonservasi oleh pemerintah.

Kini, situs megalitikum ini menjadi perbincangan hangat di kalangan arkeolog, karena diduga menyimpan misteri piramida di bawahnya. Situs megalitik Gunung Padang berupa struktur punden berundak yang tersusun rapi dari batuan andesit. Lokasi situs berada di perbukitan yang dikelilingi gunung-gunung.

Menaiki puncak gunung, pengunjung diberikan dua pilihan rute tangga untuk mendakinya. Tangga pertama merupakan tangga asli dan satu kesatuan dari konstruksi punden berundak. Kontur pendakian akan sedikit menguras tenaga karena tingkat kecuramannya. Jumlah anak tangga yang harus dilalui adalah 378.

Di rute ini pengunjung akan melihat susunan anak tangga berukuran 1,5 meter dan tinggi sekitar 25 sampai 30 centimer. Susunan batu terlihat melintang dan diapit oleh batuan lainnya di kiri kanan anak tangga. Diduga susunan kiri kanan anak tangga sebagai penahan longsoran bila sewaktu-waktu terjadi aktivitas pergerakan tanah di kawasan tersebut.

Rute lainnya tidak terlalu curam. Rute ini sengaja dibuat oleh pemerintah dan warga sekitar guna memudahkan pendakian menuju puncak Gunung Padang. Memang banyaknya anak tangga lebih banyak ketimbang rute aslinya. Namun pengunjung tidak terlalu terkuras tenaganya bila melalui jalur ini. Jumlah anak tangga yang harus dilalui adalah 709 buah.

Secara letak, gunung ini dikelilingi gunung dan perbukitan. Di bagian utara terlihat hamparan kemegahan Gunung Gede. Di bagian barat terdapat Gunung Karuhun dan Pasir Emped. Selatan terdapat Gunung Malati, di timur terdapar Gunung Pasir Malang. Bila mencapai puncak, terdapat 5 teras yang terhampar di puncaknya.

Arkeolog UI, Ali Akbar, yang turut serta meneliti situs ini menuturkan pihaknya belum bisa memprediksi usia batuan yang ada di situs ini. Namun dia menduga situs ini sudah ada sejak zaman prasejarah.





sumber :http://news.detik.com/read/2012/05/22/164121/1922027/10/situs-gunung-padang-ditemukan-orang-belanda-tahun-1914?9911012

Ini Dia 5 Teras Situs Megalitikum Gunung Padang

http://images.detik.com/content/2012/05/22/10/teras1gunungpadang.jpg


Cianjur Puncak Situs Megalitikum Gunung Padang di kabupaten Cianjur, Jawa Barat memiliki 5 teras. Masing-masing teras memiliki susunan menhir rapi dari batuan andesit yang berbobot ratusan kilogram.

Bagaimana gambaran detil masing-masing teras di situs yang diduga piramida yang lebih tua daripada piramida di Mesir ini? Mari kita melihat tiap teras situs seluas 4.000 meter persegi yang berada di ketinggian 885 mdpl itu sesuai pemantauan detikcom, Selasa (22/5/2012):

Teras 5

Di teras tertinggi ini terdapat begitu banyak susunan batuan andesit. Ada satu susunan batu yang berbentuk kotak. Di dalam kotak terlihat batuan tersusun tidur menyerupai teras. Sementara tiap sisi dikelilingi menhir. Belum diketahui apa fungsi susunan batu tersebut untuk manusia periode megalitikum saat itu.

Menurut Zaenudin (30), salah seorang arkeolog dari Universitas Indonesia (UI), saat ditemui detikcom di lokasi, ruangan kotak tersebut biasa digunakan untuk pandaringan (tempat istirahat). Terdapat tapak bulat untuk sandaran kepala yang menghadap ke utara ke arah Gunung Gede.

Teras 4

Di teras ini terdapat ruang kotak yang dikelilingi menhir. Posisi ruang tersebut berada di bagian timur situs. Di bagian tengah ruang terdapat menhir. Para penjaga situs menyebutnya sebagai 'batu gendong'.

"Barang siapa yang mampu mengangkat batu itu, permohonannya akan terkabul," ucap Dadi (50), salah satu penjaga situs yang sudah bekerja selama hampir 11 tahun.

Teras 3

Teras ini pun serupa dengan teras 4. Terdapat ruang kotak yang dikelilingi menhir di tiap sisinya. Letaknya pun sama, berada di bagian timur situs. Sementara batuan lain yang berada di teras ini tidak jelas bentuknya, sebagian berdiri tegak sebagian lagi melintang.

Teras 2

Di tingkat situs megalitikum ini terlihat jumlah menhir yang ada lebih banyak dari puncak. Namun tidak terlihat bentuk ruang kotak seperti yang ditemukan di teras 3, 4, dan 5.

Ada yang menarik, salah satu batu terdapat guratan menyerupai kujang. Menurut arkeolog UI yang meneliti gunung Padang ini, Ali Akbar, guratan tersebut merupakan murni bagian dari proses alam dan bukan karya tangan manusia.

Di teras ini pun terdapat batu duduk yang menghadap ke utara. Kursi batu itu juga memiliki sandaran, namun sandaran kursi batu tersebut sekarang condong ke belakang. "Akibat pohon yang ditebang, jadinya condong ke belakang," kata Zaenudin.

Teras 1

Inilah teras yang biasa disebut teras penyambutan setelah pengunjung bersusah payah menaiki anak tangga berjumlah 300-an.

Di bagian ini terdapat gundukan menhir, di sebelah timur terdapat batu gong dan batu gamelan. Disebut demikian karena batuan ini berbeda dengan batuan yang ada, keduanya mengeluarkan nada bila dipukul dengan batu ukuran sekepal. Yang pasti, nada yang dikeluarkan bukan do re mi fa so la si do.

Tidak jauh dari dua batu bernada, terdapat ruang kotak. Saat pengunjung berhasil menapaki teras pertama, serasa diarahkan masuk ke ruang berbentuk kotak yang tiap sisinya tersusun menhir. Terdapat gerbang masuk dan keluar yang tidak jauh dari batu gong dan gamelan.

"Katanya ruangan itu untuk penyambutan mereka yang naik ke sini. Sambil sesaji ada alunan musiknya," terang Zaenudin.

Sementara gundukan menhir, lanjut Zaenudin, biasa disebut gunung masjid. "Karena diperkirakan ibadahnya dulu di sini," ujarnya.

Untuk menaiki tiap teras, terdapat tangga-tangga yang terbuat dari susunan batu. Dari teras pertama ke teras dua akan disambut oleh gundukan menhir.

"Dulu gunungan ini bisa dibilang paling tinggi dan paling sakral, sehingga orang yang naik ke teras dua harus berbelok dan tidak menginjak gunungan itu," ujar Zaenudin.

Susunan menhir ini, saat detikcom mencobanya, memang langsung berhadapan ke Gunung Gede. Ini berbeda dengan teras lainnya yang terhalang ketika menghadap ke utara.


Keindahan Panorama Gunung Padang

Keindahan dan eksotisme Situs Gunung Padang di Kampung Gunung Padang dan Kampung Panggulan, Desa Karyamukti Kecamatan Campaka, Cianjur, Selasa (22/05).





sumber :http://news.detik.com/read/2012/05/22/155841/1921950/10/ini-dia-5-teras-situs-megalitikum-gunung-padang?991101mainnews

Jumat, 11 Mei 2012

[AMAZING]Seorang Pria Membangun Kastil Seorang Diri


"Saya telah menemukan rahasia-rahasia piramida dan bagaimana cara orang Mesir purba, Peru, Yucatan dan Asia mengangkat batu yang beratnya berton-ton hanya dengan peralatan yang primitif."

Kalimat terkenal di atas diucapkan oleh
Edward Leedskalnin, seorang misterius yang membangun monumen yang juga sama misteriusnya, Coral Castle.

a lahir di Latvia, sebuah negara kecil di Eropa. Suatu hari ketika usianya 25 tahun, ia dikejutkan oleh keputusan tunangannya, Agnes, yang berusia 16 tahun yang memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka hanya satu hari menjelang hari pernikahan akan dilangsungkan.


Edward yang patah hati lalu meninggalkan Latvia dan menetap di Amerika. Setelah itu, ia menghabiskan sekitar 30 tahun berikutnya untuk membangun Coral Castle yang termashyur


Di Homestead, Edward melanjutkan pekerjaannya membangun Coral Castle hingga kematiannya di tahun 1951.



Coral Castle yang dibangun oleh Edward sejak lama dianggap sebagai salah satu struktur bebatuan paling menakjubkan yang pernah dibangun pada abad ke-20. Bahkan sebagian orang menyamakannya dengan Stonehenge. Apa yang membuat orang takjub adalah kenyataan bahwa Edward membangunnya sendirian.

Coral Castle memiliki luas sekitar 4 hektar dan terdiri dari 1.000 ton bebatuan yang bersama-sama membentuk dinding, ukiran, perabot dan menara kastil. Hebatnya, batu-batu besar ini disatukan tidak dengan menggunakan sarana perekat apapun. Mereka hanya ditumpuk dengan memanfaatkan beratnya untuk menjaganya tetap menyatu. Dan sama seperti piramida, tumpukan bebatuan ini begitu rapat dan sempurna sehingga celah antara dua batu tidak dapat ditembus oleh cahaya.
Quote:

Kehebatan yang lain dari pekerjaan tangan Edward adalah sejumlah batu-batu vertikal yang masing-masing memiliki tinggi 2,4 meter dan membentuk perimeter di dalam kompleks Coral Castle. Masing-masing batu vertikal ini dipotong dengan presisi yang luar biasa sehingga masing-masing batu memiliki tinggi yang sama persis.

Bukan itu saja, ketika badai Andrew berkategori 5 (paling mematikan) menyerang dan memporakporandakan Florida, tidak ada satupun batu itu yang bergeser dari posisinya.


Di dalam area Coral castle juga ada menara dua lantai yang masing-masing terdiri dari batu-batu setinggi 2,4 meter yang disusun menjadi menjadi tempat tinggal Edward. Total berat menara ini adalah 243 ton.

Menara ini dihiasi dengan teleskop buatan, obelisk, air mancur, kolam, perabot dan patung-patung objek-objek astronomi. Perabot yang ada di dalamnya termasuk meja berbentuk hati, 25 kursi goyang, kursi yang berbentuk bulan sabit, bathtube, tempat tidur dan sebuah singgasana kerajaan.


Selain menara tersebut, ada satu karya yang menunjukkan kehebatan Edward, yaitu sebuah pintu gerbang batu seberat 8,2 ton. Gerbang itu dibuat dengan keseimbangan yang sedemikian sempurnanya sehingga seorang anak kecil bisa membuka gerbang itu hanya dengan mendorongnya dengan ujung jari.

Quote:
Misteri gerbang ini telah membingungkan banyak orang hingga suatu hari gerbang itu tiba-tiba berhenti bekerja pada tahun 1986.

Sekelompok insinyur lalu dipanggil untuk memperbaikinya. Dibutuhkan 6 pria dan derek seberat 50 ton untuk memindahkan dan memperbaikinya. Yang mereka temukan mengenai gerbang ini sungguh menakjubkan.


Mereka menemukan batu gerbang tersebut memiliki lubang yang sempurna dan Edward ternyata telah menyeimbangkannya hanya dengan menggunakan batang besi dan bearing truk.


Dari sini diketahui bahwa Edward membuat lubang berdiameter 8 kaki di sisi batu bagian atas menembus sisi bawah batu. Lalu ia memasukkan batangan besi ke dalam lubang itu dan menyangga bagian bawah gerbang dengan bearing truk.


Yang luar biasa adalah, ia membuat lubang tersebut hanya dengan menggunakan peralatan tangan. Menurut para ahli, pada masa ini, untuk membuat lubang dengan kesempurnaan seperti itu, dibutuhkan peralatan dengan teknologi laser.


Pada tahun 2005, gerbang itu kembali mengalami kerusakan dan diperbaiki. Namun perbaikan yang dilakukan tidak bisa membuat gerbang itu berotasi sebaik dan selancar awalnya.


Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, apa yang paling menakjubkan dari Coral castle adalah kenyataan bahwa semua struktur di tempat itu dibangun oleh satu orang hanya dengan menggunakan teknologi dan peralatan seadanya.


Bayangkan, masing-masing batu di dalam Coral Castle memiliki berat rata-rata 14 ton. Batu terbesar memiliki berat 27 ton dan batu tertinggi adalah dua monolitik yang memiliki tinggi 7,6 meter masing-masingnya.


Bagaimana caranya Edward membuat dan mengangkat bebatuan berat itu sendirian?


Ada yang mengatakan bahwa ia mungkin telah berhasil menemukan rahasia para arsitek masa purba yang membangun monumen seperti piramida dan Stonehenge. Yang lain mengatakan mungkin Edward menggunakan semacam peralatan anti gravitasi untuk membangun Coral Castle.


Pernyataan Edward yang mengatakan bahwa ia telah menemukan rahasia piramida telah membuat rahasia Coral Castle menjadi semakin misterius. Karena Edward sendiri adalah seorang yang misterius, banyak yang menafsirkan pernyataan ini dalam kerangka esoterik atau mistik.


David Hatcher Childress, penulis buku Anty Gravity and The World Grid, memiliki teori yang menarik. Menurutnya wilayah Florida Selatan yang menjadi lokasi Coral Castle memiliki diamagnetik kuat yang bisa membuat sebuah objek melayang. Apalagi wilayah Florida selatan masih dianggap sebagai bagian dari segitiga bermuda.


David percaya bahwa Edward Leedskalnin menggunakan prinsip diamagnetik jaring bumi yang memampukannya mengangkat batu besar dengan menggunakan pusat massa. David juga merujuk pada buku catatan Edward yang ditemukan yang memang menunjukkan adanya skema-skema magnetik dan eksperimen listrik di dalamnya. Walaupun pernyataan David berbau sains, namun prinsip-prinsip esoterik masih terlihat jelas di dalamnya.


Penulis lain bernama Ray Stoner juga mendukung teori ini. Ia bahkan percaya kalau Edward memindahkan Coral Castle ke Homestead karena ia menyadari adanya kesalahan perhitungan matematika dalam penentuan lokasi Coral Castle. Jadi ia memindahkannya ke wilayah yang memiliki keuntungan dalam segi kekuatan magnetik.


Hingga kematiannya, Edward tidak pernah menceritakan rahasianya kepada orang lain. Jika ditanya, ia hanya menjawab,"Sebenarnya tidaklah sulit jika kamu tahu caranya." Sepertinya ia memang sangat menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Ia kebanyakan bekerja pada malam hari dimana tidak ada satu orang pun yang bisa melihatnya. Seringkali, walaupun tidak selalu, ketika ia merasa ada yang mengamatinya bekerja, ia akan segera menghentikan pekerjaannya.


Apakah Edward Leedskalnin memang telah menemukan rahasia masa purba ? Apakah ia menemukan kunci menaklukkan gravitasi? Jawabannya, mungkin tidak.


Karena foto yang berhasil diambil pada waktu Edward mengerjakan Coral Castle menunjukkan bahwa ia menggunakan cara yang sama yang digunakan oleh para pekerja modern, yaitu menggunakan prinsip yang disebut block and tackle. Jika kalian melihat foto di bawah ini, kalian mungkin akan mengerti maksud Block and Tackle.

Quote:
Memang, walaupun ia menggunakan metode yang umum, tidak dapat dipungkiri bahwa Edward memiliki kelebihan dibanding pekerja biasa. Ia memiliki pengetahuan mengenai keseimbangan dan gravitasi dengan baik.




sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5343779

Minggu, 06 Mei 2012

Pesona Museum Purbakala dan Goa di Pracimantoro


ane mau ngasih info tempat wisata di daerah Pracimantoro tepatnya disebelah timur Gunungkidul, Yogyakarta


Spoiler for Keterangan:


Kota Wonogiri ternyata menyimpan sebuah potensi keindahan alam yang selama ini tidak pernah disadari banyak orang. Di Kecamatan Pracimantoro misalnya. Lokasi yang ada di 41 selatan pusat Kota Wonogiri ini memiliki museum Kars. Kars merupakan istilah bahasa Jerman yang diadopsi dari bahasa Slovenia yang berarti lahan gersang berbatu. Kars diartikan sebagai bentang alam yang terbentuk akibat pelarutan batuan. Umumnya batu gamping maupun dolomite oleh air.


Selain itu, pembentukan kars dipengaruhi oleh faktor struktur geologi, relief, iklim dan waktu. Museum ini dibangun dan baru diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 30 Juni 2009. Prasasti peresmian itu terpasang di depan museum. Daerah Wonogiri, khususnya Wonogiri bagian Selatan seperti Pracimantoro memang merupakan daerah yang tandus dan alamnya di penuhi oleh batu-batu kapur. Museum Kars ini letaknya sekitar 2 kilometer dari pusat kota Pracimantoro. Di dalam museum, wisawatan akan disuguhi tentang berbagai gambar, diorama film dan informasi tentang Kars dari seluruh dunia.


Berbagai foto tentang isi dalam perut bumi dalam gua, batu-batu stalagmit dan berbagai macam bentuk satwa yang mendiami isi dalam gua tersebut. Sebelum memasuki museum, pengunjung bakal melihat sebuah gua. Disebut Gua Tembus, karena gua ini menembus sebuah bukit. Sangat menarik, ketika keluar dari gua tersebut, pengunjung dapat langsung melihat Museum Kars berdiri dengan gagah.


Selain Gua Tembus, Museum Kars dikelilingi gua-gua alam lain. Di antaranya adalah Gua Merica, Gua Sodong, Gua Gilap, Gua Bunder, Gua Potro dan Gua Sonya Ruri. Isi dalam museum ini, diceritakan pula dalam sebuah ilustrasi. Ini menggambarkan bagaimana manusia purba hidup dan berlindung di dalam goa serta menggunakan peralatan dari batu-batu alam. Di sisi lain diceritakan pula ekspedisi penjelajahan gua-gua terdalam di seluruh dunia.


Fasilitas dalam museum tersebut sebenarnya cukup lengkap, dilengkapi dengan teknologi audio visual yang cukup canggih untuk menceritakan dan menggambarkan tentang Kars tersebut. Sehingga dapat lebih mudah dipahami. Di sekitar museum, paling dekat adalah Gua Sodong. Jaraknya hanya kurang lebih 100 meter dari bangunan utama museum. Gua ini memiliki lorong panjang dan mempunyai bentukan stalagtit dan stalagmit yang masih hidup. Di dalam gua ini terdapat sungai bawah tanah dan sumber air yang sudah sejak lama dijadikan sumber air oleh penduduk setempat.


Selanjutnya adalah Gua Petro-Bunder yang mempunyai bentukan stalagtit dan stalagmit dengan kristal kalsit yang sangat spesifik sehingga tampak memiliki keunikan tersendiri. Kemudian Gua Gilap. Gua ini merupakan bentukan dolina dengan tebing vertikal serta memiliki bentukan stalagtit yang unik dan terdapat gua di dasar dolina yang belum tereksplorasi. Selain gua-gua tadi disekitar tempat itu juga terdapat Gua Mrica yang merupakan gua kecil dan Gua Sonya Ruri.


Berikutnya adalah Luweng Sapen. Ini merupakan gua vertikal dengan sungai bawah tanah di dasarnya. Sungai bawah tanah ini telah diturap untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk di tiga dusun di Desa Gebangharjo. Selain dikelilingi gua, lokasi kompleks Museum Kars berada di jalur jalan lintas selatan Jawa Tengah. Ruas ini menghubungkan Wonogiri (Jawa Tengah) dengan Wonosari (DI Jogjakarta). Karena letaknya yang strategis, Museum Kars layak banget dijadikan sekadar lokasi melepas lelah.








Gerbang



Gua Tembus



Gua Sodong



Gua Gilap



Gua Bunder



Gua Sapen



Gua Mrica



Proses Terbentuknya Karst





Spoiler for Foto-foto:


cekidot picnya gan,maap kalo gak jelas,hasil jepretan ane sendiri




narsis dikit gan




udah ada fasilitas edukasi yang memadahi gan
















Perbatasan D.I.Y. - Jateng








sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=14145470