Senin, 31 Agustus 2009

Kota kuno Chachapoyas, Negeri Di Awan Ditemukan










Kota kuno Chachapoyas, masyarakat andes kuno, atau disebut juga negeri 'orang-orang awan' yang hilang ratusan tahun lalu berhasil ditemukan. Sebutan 'masyarakat awan' mungkin karena mengacu pada pegunungan andes yang penuh belantara hutan yang selalu berselimut awan. Kehidupan dan kebudayaan kota kuno yang eksis sejak abad ke-9 ini, sampai sekarang masih misteri dan sulit diungkap karena mereka tidak banyak meninggalkan catatan tentang mereka.


Meski hilang tanpa jejak selama ratusan tahun, namun jejak peradaban kota Chachapoyas yang kini masuk wilayah utara Peru, masih bisa ditemukan. Deretan patung-patung menghadap ke matahari terbit yang terkenal dengan sebutan 'prajurit awan' tetap berdiri tegak hingga kini. Patung-patung itu melambangkan keperkasaan masyarakat mereka di masa lalu.





Situs Karija ini dibangun hampir 1 milenium. Sebenarnya itu merupakan kuburan, setiap patung melambangkan tokoh yang di makamkan di sana. Mungkin bisa dibilang mirip dengan situs-situs makam di Tanah Toraja, Sulawesi.

Patung-patung itu terbuat dari clay dan plant matt di mana di dalamnya berisi mumi para tokoh Chachapoya. Yang uniknya posisi patung berisi mumi itu sangat sulit dijangkau. Entah bagaimana masyarakat pada jaman itu membawa dan menempatkannya di sana. Sebab, tidak ada jalan yang bisa diakses menuju tempat itu.

Kisah bangaimana kehidupan di Chachapoya nyaris menjadi misteri karena tempatnya sangat terisolir. Kota kuno Chachapoya yang hilang inii, ditemukan tahun 2008 di hutan lebat Amazon, yang sangat terisolir, oleh tim ekspedisi arkeologi. Jaraknya sekitar 500 km sebelah timur laut Lima.

Tim arkeologi menemukan benteng-benteng dari batu serta bangunan-bangunan yang berada di tepi jurang, sisa-sisa tembok yang memuat lukisan-lukisan yang di pahat di bebatuan. Mungkin ini dibangun mereka untuk melindungi dari musuh.

Sayangnya, tidak banyak yang tahu tentang keberadaan kota kuno ini. Hanya sedikit catatan tentang hal itu, termasuk tentang kebudayaan mereka yang berkembang di abad ke-9. Kenyataannya, kota kuno itu berada di puncak ketinggian. Diduga, kota di ketinggian itu sengaja dikembangkan untuk pertahanan terhadap musuh.





Akan tetapi nasib mereka menjadi tak menentu ketika kekaisaran Inca semakin berkembang dan berhasil menaklukkan mereka 500 tahun lalu. Meskipun bangsa Chachapoyas sempat memberi perlawanan keras, namun kekuatan Inca tak tertandingi. Keberuntungan datang ketika Spanyol datang pada 1535. Sisa-sisa suku Chachapoyas berpihak pada Spanyol untuk berperang melawan suku Inca. Namun kemudian datang penyakit orang Eropa, yakni cacar, yang melenyapkan populasi mereka.

Penulis sejarah Cieza Pedro de León menulis, sosok orang-orang Chachapoyas berkulit putiah dan tanpan, kaum wanitanya cantik-cantik, itulah sebabnya banyak orang Inca menjadikan mereka istri.

Makam tokoh orang-orang awan ini di chullas, di sisi tebing yang dicat dengan atap runcing, khususnya yang ditemukan di Revash.Namun yang paling mengesankan dari peninggalan konstruksi Chachapoyas adalah Kuelap, benteng monumental yang berada 9.500 meter di atas permukaan laut. Bangunan itu bagian luarnya dilindungi oleh batu-batu besar.

Di Kuelap ada sekitar empat ratus gedung yang mungkin ditempati oleh sekitar 3.500 jiwa. Bandingkan dengan bangunan milik bangsa Inca, Manchu Picchu yang terkenal. Kompleks ini (Kuelap) menunjukkan bahwa bangsa Chachapoyas pada 1000 tahun lalu telah mampu membuat suatu yang luar biasa.

Siapa yang tahu, apa lagi yang akan ditemukan di pedalaman andes amazon? Semua memang masih misteri, seperti misteriusnya Chachapoyas.Minimnya catatan tentang suku ini memunculkan pesimis apakah bisa menguak kisah 'orang-orang awan' ini.



Sumber: http://world.quisys.com/index.php?option=com_content&view=article&id=231:negeri-di-awan-ditemukan&catid=1:ancient-hi-tech&Itemid=69

FOSIL CUMI-CUMI PURBA BERUSIA 150 JUTA TAHUN DITEMUKAN DI INGGRIS




sumber :http://iwandahnial.wordpress.com/2009/08/30/fosil-cumi-cumi-purba-berusia-150-juta-tahun-ditemukan-di-inggris/


http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/08/cumi-1.jpg?w=468&h=325


Ilustrasi cumi-cumi purba



Fosil cumi-cumi purba yang diperkirakan berusia 150 juta tahun ditemukan oleh para palaentolog pada saat penggalian fosil purba masa Victoria yang dilakukan di Trowbridge, Wiltshire, sekitar 120 kilometer barat London, Inggris. Fosil purba ini ditemukan dalam keadaan jaringan lunak yang masih awet.



Dr Phil Wilby dari British Geological Survey yang memimpin penggalian tersebut mengatakan bahwa ini adalah makhluk purba yang sama dengan cumi-cumi masa kini. ”Strukturnya tintanya sama dengan cumi modern sehingga kami bisa menulis menggunakan tinta fosil cumi-cumi purba itu,” katanya.



EFEK MEDUSA



Dr Wilby yang memimpin penggalian mengatakan: ”Kami kira makhluk ini berenang pada sekitar era purba kemudian mati dan langsung berubah menjadi batu. Ini disebut sebagai efek medusa.”



Para ahli percaya bahwa kemungkinan makhluk-makhluk tersebut berkumpul di area tersebut untuk kawin sebelum mati akibat racun ganggang didalam air.



Sisa spesies lain dari cumi itu juga bisa ditemukan, yang dapat disimpulkan bahwa mereka menjadi mangsa predator yang juga ikut mati setelah memakannya.



Dr Wilby mengatakan: ”Fosil ini bisa dipotong layaknya binatang yang hidup, anda bisa melihat serat otot dan selnya.”



”Sangat sulit dibayangkan bagaimana anda menemukan sesuatu yang lembut dan licin sebagai fosil kantung tinta dalam 3 dimensi, tetap hitam dan didalam sebuah batu yang berusia 150 juta tahun.”



Fosil cumi-cumi purba itu kini menjadi bagian koleksi British Geological Survey di Nottingham.


Sejumlah bagian dari tinta tersebut telah dikirim ke Universitas Yale di Amerika untuk penelitian kimia lebih mendalam.



http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/08/cumi-2.jpg?w=396&h=249

Fosil cumi-cumi purba berusia 150 juta yang ditemukan.



http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/08/cumi-3.jpg?w=468&h=340

Gambar makhluk cumi-cumi purba yang dilukis dan ditulis nama latin dengan menggunakan tinta fosil cumi-cumi tersebut di atas.



http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/08/cumi-4.jpg?w=468&h=462


Foto yang menampilkan perbandingan antara besarnya fosil cumi-cumi purba yang ditemukan itu dengan hidung orang.



(Sumber : dirangkum dari BBC, Telegraph dan Dailymail)

Kamis, 27 Agustus 2009

10 Warisan Dunia yang Terancam Punah !






Apakah karena penyebab lingkungan, pariwisata, daerah konflik atau serangkaian hal-hal lain, tidak dipungkiri lagi banyak peninggalan kuno warisan dunia beresiko menghilang. Untuk itu pastikan Anda mengunjungi situs-situs itu sebelum terlambat, kami punya daftar 10 teratas warisan dunia yang terancam punah. Anda mungkin terkejut. Belum terlambat untuk melakukan pencegahan.


1.Dampier Rock Art Complex, Murujuga, Australia

Kumpulan seni terbesar didunia, aboriginals dari Northwest Australia dengan ukiran Petroglyphs berusia ribuan tahun, dan beberapa bahkan berpikir untuk kembali ke tanggal 10.000 SM. Perkembangan industri sudah rusak 7,2% menjadi 24,4% dari petroglyphs, pasokan gas alam di daerah mengancam dampier rock art complex.

Misi penyelamatan: Telah terdaftar di National Trust of Australia endangered locale, walaupun pemerintah Australia masih ragu-ragu untuk intervensi. Penelitian Australian Rock Art Asosiasi bersama dengan badan-badan lainnya untuk terus mendorong pemerintah untuk relokasi industri di tempat lain.









2.Sonargaon-Panam City, Bangladesh

Di kota kuno ini, Anda akan menemukan berbagai arsitektur dari Kesultanan, Monggol kolonial dan periode Bangladesh dari abad 15 ke abad ke-19. Banyak orang Monggol monumen kolonial dan juga ditemukan di sini. Plagued oleh berbagai masalah termasuk banjir, kenaikan permukaan laut, gempa bumi, pembangunan ilegal dan pekerjaan, serta vandalisme. Sonargaon berada dalam bahaya yang serius.

Misi penyelamatan: Pemulihan sementara beberapa proyek yang dilakukan oleh negara Department of Archeology sedang berlangsung di beberapa monumen yang lebih penting, lebih banyak dana yang diperlukan untuk membantu lembaga ini dalam mewujudkan tujuan untuk melestarikan tempat ini dari kepunahan.





3.Chinguetti Mosque, Mauritania, West Africa

Ditemukan di salah satu dari tujuh kota suci Islam, di abad Chinguetti Masjid di Mauritania, Afrika Barat, yang dibangun pada abad ke-13 dan menjabat sebagai pedagang untuk menghentikan perjalanan di seluruh Sahara yang membawa barang-barang berharga seperti emas dan gading. Desertification ini terancam punah, selain banjir, suhu ekstrim dan longsoran, mewakili sumber ancaman konstan ini ke situs Warisan Dunia UNESCO.


Misi penyelamatan: Meskipun masjid dari mesjid belum pernah ditutup dan masjid masih terus digunakan untuk kepentingan agama, memantapkan perubahan iklim di daerah tersebut sangat diperlukan untuk mencegah sepenuhnya menghilang dari masjid.





4.Panama Canal, Panama City, Chagres River

Salah satu yang paling mengesankan engineering feats dalam sejarah modern, di Terusan Panama mempunyai fungsi yang sangat besar terhadap masyarakat internasional. Sampai 40 kapal per hari melalui kanal ini. Namun, dengan permintaan untuk menggunakan kanal terus meningkat pada saat yang sama bahwa jumlah rata-rata air di Danau Gatun penurunan, salah satu yang paling penting di dunia waterways wajah tidak terduga komplikasi. Sebagian besar sebagai hasil dari deforestasi, peningkatan jumlah sampah dapat ditemukan di bawah danau, yang akan mengurangi jumlah kapal yang dapat menampung gang.

Misi penyelamatan: Proposal untuk memperluas kanal telah disetujui oleh pemerintah pada tahun 2006. Sebagai bagian dari proyek ini, Entryways dan Air Reutilization Basins sedang direncanakan untuk mengurangi masalah ini. Proyek ini diharapkan akan selesai pada tahun 2015.









5.Dhangkar Gompa, Himachal Pradesh, India

Bagian dari Dhangkar kompleks dan salah satu dari lima besar Budha monastik pusat, candi ini dibangun beberapa ribu tahun yang lalu, ditemukan di daerah terpencil di perbatasan antara India dan Tibet. Sebagai akibat dari kelalaian di samping erosi dari atas bukit yang terletak di candi, ini penting dan kuno situs deteriorating.


Misi penyelamatan: The biara konservasi adalah mempersiapkan rencana untuk menyelamatkan kuil dan mencari dukungan untuk melaksanakan rencana mereka. Menjaga candi juga memerlukan mempertimbangkan bagaimana pariwisata di daerah dapat mendorong tanpa merusak situs.







6.Old Damascus, Syria

Salah satu yang paling tua, terus mendiami kota-kota di dunia, Old Damaskus adalah perlahan sedang dibongkar oleh konstruksi modern. Kawasan adalah rumah bagi banyak situs kuno, termasuk delapan gerbang kota dan banyak situs yang dirujuk oleh Kristen dan teks agama Islam. Baru-baru ini, BAB TuMa (Saint Thomas' Gate), yang mengarah ke Kristen lama seperempat Lama Damaskus, telah diakui terancam oleh perusakan dan keadaan tertinggal.


Misi penyelamatan: Banyak peninggalan ini terancam punah dari lokasi perumahan perjanjian lama dalam pencarian yang baru, fasilitas yang lebih modern, bangunan kuno yang jatuh ke dalam keruntuhan. Sebuah komitmen untuk memulihkan bangunan tersebut, bukan demolishing mereka yang diperlukan.







7.Babylon, Iraq

Lying 80 km sebelah selatan Baghdad, Babel pada awalnya sebuah kota Mesopotamia, yang dianggap oleh banyak daerah sebagai salah satu cradles peradaban. Sejak 2300 SM, ada juga banyak Babel dianggap menjadi kota suci. Situs kuno ini sudah tentu yang signifikan dalam sejarah manusia dan sayangnya hanyalah salah satu dari banyak situs bersejarah di Irak yang rusak oleh konflik di wilayah ini.

Misi penyelamatan: Ini terancam punah locale saat ini tidak dalam posisi ekonomi untuk mempersembahkan banyak sumber daya untuk membangun kembali dan situs sejarah, dan bantuan dalam membangun kembali situs ini kemungkinan besar akan dibutuhkan dari luar pemerintah dan badan-badan lainnya.







8.Leh Old Town, Ladakh, India

Kuno ibukota Kerajaan Ladakh, Leh Old Town adalah utuh dan langka di kota abad pertengahan Himalayans. Ini terancam punah locale dikenal karena multiday wisatawan treks antara monasteries, serta kaya dengan keragaman satwa liar yang eksotik termasuk spesies yang terancam punah seperti salju leopard. Dalam modern, perubahan pola cuaca yang termasuk hujan deras yang merusak kota, yang tidak dibangun untuk menahan kondisi tersebut. Selain itu, pengembangan dan modernisasi keseimbangan ketika mencoba untuk mempertahankan arsitektur tradisional ini membuktikan menjadi tugas yang sulit.


Misi penyelamatan: Infrastruktur harus ditingkatkan di Ladakh, dan World Monument Fund telah delineated serangkaian langkah-langkah yang akan diambil dalam rangka untuk menyelamatkan kota yang lama, termasuk meningkatkan pemeliharaan dan usaha untuk sisa bangunan, banyak yang berada dalam keadaan miskin .





9.The Coral Triangle, Sulu and Sulawesi Seas
Terletak di laut antara Indonesia, Malaysia dan Filipina, Coral Triangle merupakan tempat terkaya berbagai terumbu karang, tanaman dan hewan yang hidup di dunia, dengan lebih dari 450 jenis karang dapat ditemukan di sini. Wisatawan dari seluruh dunia datang ke tempat ini untuk menyelam dan melihat turtles nesting. Sebuah studi dari John Hopkins University, namun, menemukan bahwa sekitar 70% dari terumbu karang di laut dari Asia Tenggara terancam punah. Culprits yang bertanggung jawab atas kerusakan pada reefs termasuk praktek-praktek penangkapan ikan yang menggunakan bahan peledak dan sianida, serta umum overfishing, coral bleaching, sedimentasi, dan polusi.


Misi penyelamatan: Salah satu cara untuk melindungi terumbu karang adalah dengan melaksanakan Marine Protected Area (MPA). MPAs mempromosikan perikanan bertanggungjawab dan perlindungan habitat. Tujuan mereka adalah untuk melindungi dan menjaga reefs dan mendampingi mereka dari terancam punah di banyak kehidupan laut dengan cara yang sama seperti taman nasional dikelola.






10.Greenland

The greenland ice sheet mencakup sekitar 81% dari pulau itu, dan terdiri dari 1 / 20 dari semua es di dunia. Ia harus mencair, negara akan terpecah dan menjadi negara kepulauan dan terkenal glaciers daerah tidak akan lagi menjadi turis. Polar bears akan kehilangan habitat, cepat dan meleburnya es dapat berakibat banjir besar di wilayah di Amerika Serikat, termasuk Los Angeles.


Misi penyelamatan: Mengurangi emisi karbon oleh pengendalian kendaraan bermotor dan industri output adalah cara terbaik untuk menangani shrinking glaciers. Yang tidak dapat disangkal cara untuk mengubah tingkat potensi zat berbahaya di udara adalah dengan penanaman pohon. Anda dapat lakukan oleh itu sendiri dan beberapa kota yang mendukung proyek yang meliputi penanaman pohon.








Sumber: kaskus.us

Rabu, 26 Agustus 2009

Mural Prasejarah yang Unik dan Indah






http://erabaru.net/images/stories/7-mural1-big25ags09.jpg



Jari manis panjang dan halus, jari kelingking pendek dan kecil, dari ciri-ciri tersebut, para arkeolog menduga cap tangan pada lukisan dinding prasejarah ini milik seorang seniman perempuan. (DAILYMAIL.UK)



Arkeolog dunia yang meneliti lukisan dinding dalam gua selama ini selalu berpendapat, sebagian besar lukisan dinding tersebut lahir dari tangan seniman pria. Akan tetapi, baru-baru ini para arkeolog dari Universitas Pennsylvania AS dalam artikelnya di majalah National Geographic menyatakan, sesungguhnya banyak dari karya-karya tersebut ternyata hasil karya seniman perempuan.

Menurut pemberitaan “Daily News” Inggris, Profesor Dean R. Snow dari Universitas Pennsylvania setelah meneliti banyak lukisan dinding prasejarah yang ditemukan di Prancis dan Spanyol, mendapati bahwa di samping lukisan-lukisan tersebut ditinggalkan cap telapak tangan yang seharusnya merupakan cap tangan seorang perempuan, dan bukan cap tangan pria seperti yang selama ini diketahui oleh para arkeolog.

Pada 1922, beberapa pemuda berhasil menemukan sebuah lukisan dinding yang indah dan sangat unik di dalam sebuah gua yang disebut Gua Perche Mel di selatan Prancis, yang sempat menggemparkan segenap dunia arkeologi. Di antaranya terdapat lukisan yang bertema kuda “bertutul” merupakan lukisan yang paling menonjol, lukisan tersebut diperkirakan rampung dilukis di dinding itu sekitar 25.000 tahun yang lalu.

Selain didapati mural/lukisan dinding dalam jumlah banyak, para arkeolog juga menemukan banyak cap telapak tangan di dalam dinding gua tersebut, yang pada saat itu diperkirakan sebagai cap telapak tangan pria, dan anggapan tersebut masih dapat diterima hingga saat ini.

Untuk meneliti siapa sebenarnya yang meninggalkan cap telapak tangan tersebut, Profesor Snow memasukkan profil cap telapak tangan di dinding gua tersebut ke dalam komputer, dan setelah membandingkan dengan bentuk tangan orang Eropa masa kini, ternyata perempuan prasejarah memang juga terlibat dalam proses pembuatan lukisan dinding raksasa tersebut.

Tidak hanya itu, Profesor Snow juga meneliti kembali lukisan diding di Gua Kargath, Prancis, dan juga lukisan dinding di Gua El Castillo, Spanyol, yang telah berusia 28.000 tahun, dan hasil yang diperoleh adalah sama.

Profesor Snow mengatakan kepada wartawan, “Kami mendapati pada sebuah cap telapak tangan memiliki jari manis yang panjang dan halus, ini mutlak bukan milik seorang pria. Satunya lagi jari telunjuknya sangat panjang, dengan jari kelingking sangat pendek, ini juga sangat sesuai dengan struktur jari tangan seorang perempuan… Kami memiliki data-data mengenai bagian tangan perempuan Eropa moderen, setelah kami bandingkan dengan seksama, kami meyakini bahwa perempuan prasejarah juga telah membuat lukisan dinding seperti ini dalam jumlah banyak.”

Hasil riset Snow membuktikan peran serta seorang perempuan dalam kebudayaan prasejarah mungkin jauh melampaui yang diperkirakan sebelumnya. Snow berkata, “Meski kami tidak mengetahui bagaimana sebenarnya status seorang seniman perempuan di zaman batu sekitar 40.000 sampai 20.000 tahun silam, namun penemuan kita ini cukup untuk menjelaskan peranan perempuan di bidang seni dan budaya pada zaman itu memiliki posisi atau kedudukan yang tidak bisa dipandang enteng.”

Saat ini penelitian Profesor Snow ini hanya terbatas untuk wilayah Eropa saja, namun ia menyatakan dirinya masih akan meneruskan penelitian lukisan dinding ini di berbagai tempat di seluruh dunia, untuk pada akhir-nya membuktikan kedudukan-seniman perempuan di bidang ini di zaman prasejarah. (Dajiyuan/lie)Arkeolog dunia yang meneliti lukisan dinding dalam gua selama ini selalu berpendapat, sebagian besar lukisan dinding tersebut lahir dari tangan seniman pria. Akan tetapi, baru-baru ini para arkeolog dari Universitas Pennsylvania AS dalam artikelnya di majalah National Geographic menyatakan, sesungguhnya banyak dari karya-karya tersebut ternyata hasil karya seniman perempuan.

Menurut pemberitaan “Daily News” Inggris, Profesor Dean R. Snow dari Universitas Pennsylvania setelah meneliti banyak lukisan dinding prasejarah yang ditemukan di Prancis dan Spanyol, mendapati bahwa di samping lukisan-lukisan tersebut ditinggalkan cap telapak tangan yang seharusnya merupakan cap tangan seorang perempuan, dan bukan cap tangan pria seperti yang selama ini diketahui oleh para arkeolog.

Pada 1922, beberapa pemuda berhasil menemukan sebuah lukisan dinding yang indah dan sangat unik di dalam sebuah gua yang disebut Gua Perche Mel di selatan Prancis, yang sempat menggemparkan segenap dunia arkeologi. Di antaranya terdapat lukisan yang bertema kuda “bertutul” merupakan lukisan yang paling menonjol, lukisan tersebut diperkirakan rampung dilukis di dinding itu sekitar 25.000 tahun yang lalu.

Selain didapati mural/lukisan dinding dalam jumlah banyak, para arkeolog juga menemukan banyak cap telapak tangan di dalam dinding gua tersebut, yang pada saat itu diperkirakan sebagai cap telapak tangan pria, dan anggapan tersebut masih dapat diterima hingga saat ini.

Untuk meneliti siapa sebenarnya yang meninggalkan cap telapak tangan tersebut, Profesor Snow memasukkan profil cap telapak tangan di dinding gua tersebut ke dalam komputer, dan setelah membandingkan dengan bentuk tangan orang Eropa masa kini, ternyata perempuan prasejarah memang juga terlibat dalam proses pembuatan lukisan dinding raksasa tersebut.

Tidak hanya itu, Profesor Snow juga meneliti kembali lukisan diding di Gua Kargath, Prancis, dan juga lukisan dinding di Gua El Castillo, Spanyol, yang telah berusia 28.000 tahun, dan hasil yang diperoleh adalah sama.

Profesor Snow mengatakan kepada wartawan, “Kami mendapati pada sebuah cap telapak tangan memiliki jari manis yang panjang dan halus, ini mutlak bukan milik seorang pria. Satunya lagi jari telunjuknya sangat panjang, dengan jari kelingking sangat pendek, ini juga sangat sesuai dengan struktur jari tangan seorang perempuan… Kami memiliki data-data mengenai bagian tangan perempuan Eropa moderen, setelah kami bandingkan dengan seksama, kami meyakini bahwa perempuan prasejarah juga telah membuat lukisan dinding seperti ini dalam jumlah banyak.”

Hasil riset Snow membuktikan peran serta seorang perempuan dalam kebudayaan prasejarah mungkin jauh melampaui yang diperkirakan sebelumnya. Snow berkata, “Meski kami tidak mengetahui bagaimana sebenarnya status seorang seniman perempuan di zaman batu sekitar 40.000 sampai 20.000 tahun silam, namun penemuan kita ini cukup untuk menjelaskan peranan perempuan di bidang seni dan budaya pada zaman itu memiliki posisi atau kedudukan yang tidak bisa dipandang enteng.”

Saat ini penelitian Profesor Snow ini hanya terbatas untuk wilayah Eropa saja, namun ia menyatakan dirinya masih akan meneruskan penelitian lukisan dinding ini di berbagai tempat di seluruh dunia, untuk pada akhir-nya membuktikan kedudukan-seniman perempuan di bidang ini di zaman prasejarah. (Dajiyuan/lie)erabaru.or.id




Senin, 24 Agustus 2009

Mengintip Sphinx Agung Giza






http://scrapetv.com/News/News%20Pages/Science/Images/sphinx.jpg


Sphinx Agung Giza adalah sebuah patung sphinx besar berbentuk separuh manusia, dan separuh singa yang terdapat di Mesir, di Dataran Giza, tepi barat Sungai Nil, dekat KairoMesir Kuno pada milenium ketiga SM. sekarang. Ini adalah satu dari beberapa patung terbesar di dunia yang terbuat dari satu batu utuh, dan dipercaya telah dibangun oleh


Nama yang digunakan bagi masyarakat Mesir Kuno untuk menyebut patung ini sama sekali tidak diketahui. Nama "sphinx" yang biasa digunakan diambil dari nama makhluk mitologi Yunani dengan tubuh seekor singa, kepala seorang wanita, dan sayap seekor elang, walaupun patung sphinx Mesir memiliki kepala laki-laki. Kata "sphinx" berasal dari bahasa Yunani (Σφιγξ — Sphinx, dari kata kerja σφιγγω — sphingo) yang berarti mencekik, karena sphinx dari mitologi Yunani mencekik orang yang tidak dapat menjawab pertanyaan teka-tekinya. Bagi beberapa orang, dipercayai bahwa nama ini merupakan perubahan kata dari bahasa Mesir kuno Shesep-ankh, sebuah nama yang diberikan kepada patung bangsawan pada Dinasti Keempat. Pada tulisan-tulisan abad pertengahan, nama balhib dan bilhaw yang menunjuk pada Sphinx dipergunakan, termasuk oleh sejarawan Mesir Maqrizi, yang menyarankan penyusunan bahasa Koptik, tapi istilah Arab-Mesir Abul-Hôl, yang diartikan sebagai "Bapak Teror," lebih banyak digunakan.


http://www.sacredsites.com/africa/egypt/images/the-sphinx-500.jpg

http://www.fyvie.net/photos/Travel/Egypt%201996/slides/sphinx.jpg

http://www.pyramidofman.com/blog/wp-content/gallery/giza/SphinxFront.jpg


http://guardians.net/hawass/images/sphinx4b.jpg

http://guardians.net/hawass/images/sphinx3.jpg

http://guardians.net/hawass/images/sphinx2.jpg

http://www.digitaldutch.com/arles/tutorials/thumbnail_tags/galleries/thumbnail_tags_with_size/images/Sphinx.jpg

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c5/Egypt.Giza.Sphinx.01.jpg

http://chalk.richmond.edu/education/projects/webunits/egypt/sphinx2.jpg

Kamis, 13 Agustus 2009

Tulang Belulang Ayam Purba Menunjukkan Kedatangan Orang Polinesia ke Chili






tulang ayam

Dapatkah tulang ayam purba membuktikan orang-orang Polinesia mengunjungi Amerika Selatan sebelum kedatangan orang Eropa? (Archaeology)


Tulang seekor ayam di Chili memberikan bukti yang kuat hingga memunculkan perdebatan apakah orang-orang Polinesia melakukan perjalanan dengan rakit mengunjungi Amerika Selatan beberapa ribu tahun yang lalu – atau sebaliknya, demikian para peneliti mengatakan.


DNA tulang itu membawa suatu mutasi yang aneh yang menghubungkannya dengan ayam-ayam di Tonga dan Samoa., penentuan umur dengan cara radiokarbon menunjukkan tulang-tulang itu berumur 600 tahun – yang berarti lebih tua atau mendahului kedatangan orang Spanyol di Amerika Selatan.


Alice Storey, seorang mahasiswa doktoral di Universitas Auckland, New Zealand, yang sedang melakukan penelitian mengatakan bahwa ayam-ayam ini ada hubungannya dengan induk ayam (babon) dari Polinesia.


Penemuan timnya yang dipublikasikan dalam The Proceeding of the National Academy of Sciences, mempunyai kesan petualangan Thor Heyerdahl hanya sebagian yang benar saat ia berlayar dengan rakitnya Kon-Tiki dari Amerika Selatan ke Polinesia untuk membuktikan hubungan prasejarah menyeberangi Pasifik yang menjadi karya penerbitan terlaris.


Lewat telewicara telepon Storey mengatakan: “Apa yang dikatakannya adalah berbalikan.”


Ia menambahkan: “Heyerdahl berpikir orang ke luar dari Amerika Selatan menuju Polinesia. Kita tahu kenyataannya bahwa orang Polinesia yang pergi ke Amerika Selatan.”


Pada dasarnya ayam berasal dari Asia Tenggara, dan banyak peneliti berasumsi petualang-penakluk dari Spanyol membawanya masuk ke Asia Tenggara pada abad 16.


Para ahli yang lain tidak yakin. Ketika sebuah tim peneliti secara tidak sengaja menemukan tulang belulang ayam purba di suatu lokasi arkeologi di Chili, mereka mencoba menentukan umurnya dengan radiokarbon dan melihat DNA nya.


Para peneliti sungguh beruntung karena DNA ayam-ayam tersebut membawa mutasi yang aneh yang identik dengan penemuan di dua tempat arkeologi di Pasifik: Mele Havea di Tonga, berumur 2.000 tahun yang lalu, dan yang satu lagi di Samoa Amerika, berumur kira-kira sama dengan yang di Chili.


“Tentang tempat asal dan waktu pengenalan unggas domestik atau ayam, orang Amerika telah berdebat lebih dari 30 tahun”, tulis tim dari Storey.


“Di sini kami menemukan bukti-bukti yang pasti, pengenalan ayam zaman pra Eropa ke Amerika dan menunjukkan melalui bukti-bukti DNA purba sepertinya sumber pengenalan itu adalah Polinesia,” tambahnya. (Epochtimes)erabaru.or.id







Rabu, 12 Agustus 2009

Peta Eropa Tertua Berusia 14.000 Tahun Ditemukan – Pic






http://tidakmenarik.files.wordpress.com/2009/08/mg20327204-400-1_800.jpg?w=468&h=290


Sebuah peta yang dianggap sebagai salah satu peta Eropa tertua di dunia berhasil ditemukan. Namun, media peta tersebut bukanlah di atas kertas melainkan sebongkah batu yang berusia 14.000 tahun.


Melansir pemberitaan Daily Mail, Sabtu (8/8) disebutkan, para arkeolog menilai masyarakat purba ternyata memerlukan panduan perjalanan sama seperti masyarakat modern.


Para arkeolog ini menggali bebatuan di sebuah gua di Spanyol di kawasan Navarre, Barat Eropa. Dijumpai juga sejumlah ukiran berusia 14.000 tahun yang diduga hasil dari masyarakat pemburu-pengumpul Magdalenia.


Temuan para arkeolog ini dipaparkan di The Journal of Human Evolution yang menurut ilmuwan Spanyol merupakan sebuah peta. Tim yang dipimpin oleh Pilar Utrilla dari University of Zaragoza di Spanyol mengambil bebatuan tersebut di tahun 1994, namun dianalisanya 15 tahun kemudian.


Di permukaan batu tersebut terukir gambaran sungai, kolam dan semak-semak. Selain itu, terdapat juga sketsa hewan purba. Mereka berspekulasi gambar lingkaran mewakili daratan datar yang digenangi air.


“Semua perincian peta di batu itu menjelaskan perta sekitar lokasi gua. Bisa jadi ini merupakan rencana untuk berburu mereka atau kisah naratif dari apa yang telah terjadi pada masyarakat tersebut,” tulis tim ini dalam jurnal mereka.


Para arkeolog ini persisnya menemukan bebatuan tersebut di gua Abauntz Lamizulo yang diyakini tempat tinggalnya hewan mitos nymph berkaki burung yang masyarakat setempat menyebutnya ‘lamias’.


Dari gambaran peta tersebut, ilmuwan meyakini pola berpikir masyarakat purba yang mulai cerdas. Di batu itu terdapat juga gambaran gunung yang memakan waktu beberapa tahun bagi ilmuwan untuk menelitinya.


Temuan dan studi ini menarik perhatian arkeolog prasejarah Lawrence Straus dari the University of New Mexico di Albuquerque. “Ini adalah temuan yang spekatakuler. Ia memberikan kita sekilas cara masyarakat purba bernavigasi dan menjelaskan teritorialnya,” kata Lawrence.


Untuk rekor peta tertua sedunia adalah salah satu yang ditemukan di Eropa di Pavlov, Republic Czechnya yang berusia 25.000 tahun yang tertuang di atas batu menggambarkan gunung, sungai dan lembah seputar kawasan tersebut.harian-global.com