Rabu, 29 September 2010

Fosil Tulang-Tulang Dari Tokoh Kartun Terkenal Yang Keren



cek dah gan fosil tulang di bawah ini

bugs bunny

bugs bunny skeleton 1

bugs bunny skeleton 2

bugs bunny skeleton 3

bugs bunny skeleton 4

coyote and road runner

coyote and road runner skeleton 1

coyote and road runner skeleton 2

coyote and road runner skeleton 4

coyote and road runner skeleton 5

donald duck

donald duck skeleton 1

donald duck skeleton 2

donald duck skeleton 3

tom and jerry

tom and jerry skeleton 1

tom and jerry skeleton 2

tom and jerry skeleton 3

tom and jerry skeleton 4





sumber :http://wisbenbae.blogspot.com/2010/09/tulang-tulang-dari-tokoh-kartun.html

10 Mata uang tertua di Indonesia




1. Uang Syailendra (850 M)

Mata uang Indonesia dicetak pertama kali sekitar tahun 850/860 Masehi, yaitu pada masa kerajaan Mataram Syailendra yang berpusat di Jawa Tengah. Koin-koin tersebut dicetak dalam dua jenis bahan emas dan perak, mempunyai berat yang sama, dan mempunyai beberapa nominal :

* Masa (Ma), berat 2.40 gram; sama dengan 2 Atak atau 4 Kupang
* Atak, berat 1.20 gram; sama dengan ½ Masa, atau 2 Kupang
* Kupang (Ku), berat 0.60 gram; sama dengan ¼ Masa atau ½ Atak

Sebenarnya masih ada satuan yang lebih kecil lagi, yaitu ½ Kupang (0.30 gram) dan 1 Saga (0,119 gram).
Koin emas zaman Syailendra berbentuk kecil seperti kotak, dimana koin dengan satuan terbesar (Masa) berukuran 6 x 6/7 mm saja. Pada bagian depannya terdapat huruf Devanagari “Ta”. Di belakangnya terdapat incuse (lekukan ke dalam) yang dibagi dalam dua bagian, masing-masing terdapat semacam bulatan. Dalam bahasa numismatik, pola ini dinamakan “Sesame Seed”.
Sedangkan koin perak Masa mempunyai diameter antara 9-10 mm. Pada bagian muka dicetak huruf Devanagari “Ma” (singkatan dari Masa), dan di bagian belakangnya terdapat incuse dengan pola “Bunga Cendana”.






2. Uang Krishnala, Kerajaan Jenggala (1042-1130 M)

Pada zaman Daha dan Jenggala, uang-uang emas dan perak tetap dicetak dengan berat standar, walaupun mengalami proses perubahan bentuk dan desainnya. Koin emas yang semula berbentuk kotak berubah desain menjadi bundar, sedangkan koin peraknya mempunyai desain berbentuk cembung, dengan diameter antara 13-14 mm.

Pada waktu itu uang kepeng Cina datang begitu besar, sehingga saking banyaknya jumlah yang beredar, akhirnya dipakai secara “resmi” sebagai alat pembayaran, menggantikan secara total fungsi dari mata uang lokal emas dan perak.

3. Uang "Ma", (Abad ke-12)

Mata uang Jawa dari emas dan perak yang ditemukan kembali, termasuk di situs kota Majapahit, kebanyakan berupa uang “Ma”, (singkatan dari māsa) dalam huruf Nagari atau Siddham, kadang kala dalam huruf Jawa Kuno. Di samping itu beredar juga mata uang emas dan perak dengan satuan tahil, yang ditemukan kembali berupa uang emas dengan tulisan ta dalam huruf Nagari. Kedua jenis mata uang tersebut memiliki berat yang sama, yaitu antara 2,4 – 2,5 gram.
Selain itu masih ada beberapa mata uang emas dan perak berbentuk segiempat, ½ atau ¼ lingkaran, trapesium, segitiga, bahkan tak beraturan sama sekali. Uang ini terkesan dibuat apa adanya, berupa potongan-potongan logam kasar; yang dipentingkan di sini adalah sekedar cap yang menunjukkan benda itu dapat digunakan sebagai alat tukar. Tanda tera atau cap pada uang-uang tersebut berupa gambar sebuah jambangan dan tiga tangkai tumbuhan atau kuncup bunga (teratai?) dalam bidang lingkaran atau segiempat. Jika dikaitkan dengan kronik Cina dari zaman Dinasti Song (960 – 1279) yang memberitakan bahwa di Jawa orang menggunakan potongan-potongan emas dan perak sebagai mata uang, mungkin itulah yang dimaksud.




4. Uang Gobog Wayang, Kerajaan Majapahit (Abad k-13)

pada zaman Majapahit ini dikenal koin-koin yang disebut “Gobog Wayang”, dimana untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Thomas Raffles, dalam bukunya The History of Java. Bentuknya bulat dengan lubang tengah karena pengaruh dari koin cash dari Cina, ataupun koin-koin serupa yang berasal dari Cina atau Jepang. Koin gobog wayang adalah asli buatan lokal, namun tidak digunakan sebagai alat tukar. Sebenarnya koin-koin ini digunakan untuk persembahan di kuil-kuil seperti yang dilakukan di Cina ataupun di Jepang sehingga disebut sebagai koin-koin kuil. Setelah redup dan runtuhnya kerajaan Majapahit di Jawa Timur (1528), Banten di Jawa bagian barat muncul
sebagai kota dagang yang semakin ramai.



5. Uang Dirham, Kerajaan Samudra Pasai (1297 M)

Mata uang emas dari Kerajaan Samudra Pasai untuk pertama kalinya dicetak oleh Sultan Muhammad yang berkuasa sekitar 1297-1326. Mata uangnya disebut Dirham atau Mas, dan mempunyai standar berat 0,60 gram (berat standar Kupang). Namun ada juga koin-koin Dirham Pasai yang sangat kecil dengan berat hanya 0,30 gram (1/2 Kupang atau 3 Saga). Uang Mas Pasai mempunyai diameter 10–11 mm, sedangkan yang setengah Mas berdiameter 6 mm. Pada hampir semua koinnya ditulis nama Sultan dengan gelar “Malik az-Zahir” atau “Malik at-Tahir”.



6. Uang Kampua, Kerajaan Buton (Abad ke-14)

Uang yang sangat unik,yang dinamakan Kampua dengan bahan kain tenun ini merupakan satu-satunya yang pernah beredar di Indonesia. Menurut cerita rakyat Buton, Kampua pertamakali diperkenalkan oleh Bulawambona,yaitu Ratu kerajaan Buton yang kedua,yang memerintaha sekitar abad XIV. Setelah ratu meninggal,lalu diadakan suatu “pasar” sebagai tanda peringatan atas jasa-jasanya bagi kerajaan Buton. Pada pasar tersebut orang yang berjualan engambil tempat dengan mengelilingi makam Ratu Bulawambona. Setelah selesai berjualan,para pedagang memberikan suatu upetiyang ditaruh diatas makam tersebut,yang nantinya akan masuk ke kas kerajaan. Cara berjualan ini akhirnya menjadi suatu tradisi bagi masyarakat Buton,bahkan sampai dengan tahun 1940.



7. Uang Kasha Banten, Kesultanan Banten (Abad ke-15)

Mata-uang dari Kesultanan banten pertama kali dibuat sekitar 1550-1596 Masehi. Bentuk koin Banten mengambil pola dari koin cash Cina yaitu dengan lubang di tengah, dengan ciri khasnya 6 segi pada lubang tengahnya (heksagonal). Inskripsi pada bagian muka pada mulanya dalam bahasa Jawa: “Pangeran Ratu”. Namun setelah mengakarnya agama Islam di Banten, inskripsi diganti dalam bahasa Arab, “Pangeran Ratu Ing Banten”. Terdapat beberapa jenis mata-uang lainnya yang dicetak oleh Sultan-sultan Banten, baik dari tembaga ataupun dari timah, seperti yang ditemukan pada akhir-akhir ini.


8. Uang Jinggara, Kerajaan Gowa (Abad ke-16)
Di daerah Sulawesi, yaitu Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, berdiri kerajaan Gowa dan Buton. Kerajaan Gowa pernah mengedarkan mata uang dan emas yang disebut jingara, salah satunya dikeluarkan atas nama Sultan Hasanuddin, raja Gowa yang memerintah dalam tahun 1653-1669. Di samping itu beredar juga uang dan bahan campuran timah dan tembaga, disebut kupa.



9. Uang Picis, Kesultanan Cirebon (1710 M)

Sultan yang memerintah kerajaan Cirebon pernah mengedarkan mata uang yang pembuatannya dipercayakan kepada seorang Cina. Uang timah yang amat tipis dan mudah pecah ini berlubang segi empat atau bundar di tengahnya, disebut picis, dibuat sekitar abad ke-17. Sekeliling lubang ada tulisan Cina atau tulisan berhuruf Latin berbunyi CHERIBON.


10. Uang Real Batu, Kesultanan Sumenep (1730 M)

Kerajaan Sumenep di Madura mengedarkan mata uang yang berasal dari uang-uang asing yang kemudian diberi cap bertulisan Arab berbunyi ‘sumanap’ sebagai tanda pengesahan. Uang kerajaan Sumenep yang berasal dari uang Spanyol disebut juga real batu karena bentuknya yang tidak beraturan. Dulunya uang perak ini banyak beredar di Mexico yang kemudian beredar juga di Filipina (jajahan Spanyol). Di negeri asalnya uang mi bernilai 8 Reales. Selain uang real Mexico, kerajaan Sumenep juga memanfaatkan uang gulden Belanda dan uang thaler Austria.





sumber :http://terselubung.blogspot.com/2010/09/10-mata-uang-tertua-di-indonesia.html

Senin, 27 September 2010

6 kuburan paling aneh di Indonesia




Makam Dayak Benuaq – Kalimantan Timur



Berkunjung ke kampung suku dayak Benuaq ataupun suku dayak Bentian di pedalaman Kalimantan Timur. Kuburan akan mudah ditemukan di halaman samping atau tepi jalan menuju kampung orang Dayak Benuaq. Kuburan orang Benuaq atau Bentian tidak didalam taah seperti layaknya suku lain.ketika pertama meninggal mereka akan dimakamkan didalam kotak yang di sangga oleh tiang atau di gantung pada tali. kemudian setelah beberapa tahun kuburan itu dibuka lagi lalu tulang belulang si mati di doakan lalu di masukan kedalam kotak bertiang yang permanent. biasanya tiap keluarga mempunyai kuburannya masing-masing dan kebanyakan letaknya disamping rumah keluarga, tidak dipekuburan umum seperti kebanyakan di kota atau kampung lain. Hampir tiap malam terdengar musik pemanggil arwah orang yang sedang mengadakan upacara Beliatn tarian dan mantra penyembuhan untuk anak ataupun untuk mendoakan orang meninggal

Batu lemo - Tana Toraja



Tempat pekuburan atau persemayaman jenazah berbentuk lubang-lubang pada dinding cadas. Tempat ini merupakan hasil kreasi manusia Toraja yang luar biasa. Bagaimana tidak, persemayaman yang telah ada sejak abad ke-16 itu dibuat dengan cara memahat. Saat itu, tentu dengan peralatan yang sangat sederhana. Lemo terletak di desa (lembang) Lemo. Sekitar 12 kilometer sebelah selatan Rantepao atau enam kilometer sebelah utara Makale.

Dinamai Lemo karena beberapa model liang batu itu berbentuk bundar dan berbintik-bintik menyerupai buah jeruk atau limau. Kuburan-kuburan batu itu disebut juga sebagai liang paa'.

Ada 75 lubang pada dinding cadas. Beberapa di antaranya memiliki patung-patung berjajar yang disebut tau-tau. Patung-patung itu adalah lambang kedudukan sosial, status, dan peran mereka semasa hidup sebagai bangsawan setempat.

Obyek ini ramai dikunjungi sejak tahun 1960. Selain menyaksikan kuburan batu, wisatawan juga dapat membeli berbagai sovenir atau berjalan jalan sekitar obyek tersebut menyaksikan buah buah pangi yang ranum kecoklatan. Buah-buah itu siap diolah dan dimakan sebagai makanan khas suku Toraja yang di sebut pantollo pamarrasan.

Kuburan bayi kambira - Tana Toraja




Di Kambira masih di wilayah Tana Toraja ada kuburan bayi, berupa pohon besar yang dilubangi, jenazah si bayi setelah dibalsem dan dibungkus , lalu dimasukkan ke dalamnya dan lobang ditutup dengan anyaman ijuk.

Batu Karang Terjal Londa – Tana Toraja



kuburan sisi batu karang terjal adalah salah satu sisi dari kuburan itu berada di ketinggian dari bukit mempunyai gua yang dalam dimana peti-peti mayat di atur dan di kelompokkan berdasarkan garis keluarga. Disisi lain dari lusinan tau-tau berdiri secara hidmat di balkon.

Trunyan - Bali




Sebagaimana masyarakat Bali umumnya, Warga Desa Trunyan juga mengenal ngaben, namun di di desa ini mayatnya tidak dibakar. Di sini mayat mereka taruh begitu saja di sebuah areal hutan. Anehnya, mayat itu tak akan mengeluarkan bau busuk walaupun sudah disana selama berbulan-bulan.


Mengapa mayat yang menggeletak begitu saja di sema itu tidak menimbulkan bau? Padahal secara alamiah, tetap terjadi penguraian atas mayat-mayat tersebut? Hal inilah yang menjadi daya tarik para wisatawan untuk mengunjungi lokasi wisata ini. Nah, konon sebabnya, di areal hutan tersebut terdapat sebuah pohon yang dikenal bernama Taru Menyan yang bisa mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk mayat. Taru berarti pohon, sedang Menyan berarti harum. Pohon Taru Menyan ini, hanya tumbuh di daerah ini. Jadilah Tarumenyan yang kemudian lebih dikenal sebagai Trunyan yang diyakini sebagai asal usul nama desa tersebut.


Makam Raja-raja Imogiri - Yogyakarta



Dibangun sekitar tahun 1632 oleh Sultan Agung, raja Mataram Islam terbesar, bangunan makam lebih bercorak bangunan Hindu. Pintu gerbang makam dibuat dari susunan batu bata merah tanpa semen yang berbentuk candi Bentar. Memasuki makam raja-raja Mataram jelas tidak sama dengan memasuki pemakaman umum. untuk masuk ke makam Sultan Agung, maka selain harus mengenakan pakaian adat Jawa, kita harus melepas alas kaki, juga harus melalui tiga pintu gerbang.

Bahkan yang bisa langsung berziarah ke nisan para raja itu pun terbatas pada keluarga dekat raja atau masyarakat lain yang mendapat izin khusus dari pihak Kraton Yogyakarta dan Kraton Surakarta.

Oleh karena itu, peziarah awam yang tidak siap mengenakan pakaian adat Jawa, terpaksa hanya bisa melihat pintu gerbang pertama yang dibuat dari kayu jati berukir dan bertuliskan huruf Jawa berusia ratusan tahun, dengan grendel dan gembok pintu kuno.

Hanya para juru kunci pemakaman itu yang bisa membuka gerbang tersebut. Jika toh masyarakat awam bisa melihat ”isi” di balik pintu gerbang pertama, itu pun ketika keluarga raja datang, pintu gerbang dibuka lebar, dan masyarakat bisa melongok sebentar sebelum gerbang itu ditutup. Rasa penasaran itu pula yang menyebabkan misteri makam raja Mataram tetap terpelihara.




sumber :http://takunik.blogspot.com/2010/09/6-kuburan-paling-aneh-di-indonesia.html

Hot !! Borobudur Akan Digugat Ke MK





https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-ER7tCgrpmn9KchgtO9NFifclyfpy1JHWRWQ736BTnXODitNsv2vqvAubctzCz6TjeZu2pkuK6Ez621LObhUdu5Qdx3N175TMgqa6oBEyyycvOKPS8t7H_KZJts582smGTtp4C9UtuFAr/s1600/borobudur-temple-01.jpg

Sekelompok orang yang menamakan dirinya sebagai peneliti muda dari Lembaga Studi Islam dan Kepurbakalaan yang dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah, menyatakan akan menggugat hak atas kepemilikan Borobudur. Lembaga ini bernama Dzikrul lil Aalamiin (DLA)Mereka menyatakan memiliki bukti kuat bahwa Candi Borobudur adalah bangunan yang didirikan tentara jin dan setan Nabi Sulaiman, dan memiliki hubungan dengan Ratu Boko, dimana Ratu Boko diklaim sebagai Ratu Balqis dan istananya dipindah menjadi bagian teratas Borobudur.

Sementara patung-patung di Candi Borobudur yang selama ini dikenal sebagai patung Buddha, dikatakan sebagai patung model bidadara surga yang menjadikan Nabi Sulaiman sebagai model.

Ketika ditelusuri lebih jauh, diakui bahwa penelitian tersebut hanya menggunakan satu metode, yaitu Matematika Islam, sebuah cabang ilmu baru yang diciptakan sendiri oleh KH. Fahmi Basya. Mengenai kebenarannya, susah dikatakan karena baru satu orang yang mejadi ahlinya.

http://kitanaratour.files.wordpress.com/2010/07/borobudur.jpg

Adapun metode lainnya adalah dengan menghubung-hubungkan kata. Sleman dipercaya berasal dari kata Sulaiman. Jawa dari kata Jews (Yahudi). Dan menurut Fahmi, satu2nya nabi yang termaktub dalam Alqur’an, yang menggunakan nama depan SU hanya Nabi Sulaiman dan negeri yang beliau wariskan ternyata diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU yaitu Sukarno, Suharto, dan Susilo.

Sedangkan bukti arkeologis yang diajukan adalah lempengan emas yang ditemukandi dekat situs Kraton Boko, yang menurut mereka berarti “Bismillahirrahmaanirrahiim” (Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang). Tetapi tidak dikatakan bentuk tulisan dan bahasa apa yang tertulis, dan bagaimana bunyinya. Sebaliknya, menurut papan petunjuk di Kraton Boko, lempengan emas itu bertuliskan pujian pada dewa Siwa. Menurut seorang sumber, dikatakan relief yang berada di Borobudur juga menceritakan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, walaupun ayat pendukungnya belum ketemu.

Walaupun bukti-bukti masih kurang dan riset intensif masih dilakukan, publikasi dan promosi mengenai hal ini sudah dilakukan dengan gencar melalui banyak media. Selain itu, promosi juga dilakukan dengan ekspedisi ke Candi Borobudur dan situs Ratu Boko.

Dalam sebuah kesempatan, KH Fahmi Basya mengatakan, bahwa setelah mengajukan bukti-bukti, pihaknya akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi untuk mengklaim Borobudur sebagai milik umat Islam. Sementara semua buku sejarah dan literatur yang berhubungan dengan Borobudur diubah dan dikoreksi. Keyakinan beliau akan teorinya itu dibuktikan dengan memwisuda patung terkenal “The Unfinished Buddha” yang konon dulunya berada di Stupa Utama Borobudur, sebagai “Unfinished Solomon”.

Bagaimana komentar Bapak Agus Aris Munandar, Dosen dan Arkeolog, dari Departemen Arkeologi FIB UI, yang menjadi narasumber talkshow “Misteri Candi Borobudur” dimana KH Fahmi Basya juga menjadi pembicara? Beliau tidak mengatakan benar atau salah, tetapi memberikan pandangan lain dari sisi sejarah dan arkeologis, yang menurut seorang moderator secara tidak langsung membantah teori Bapak Fahmi.

DLA sendiri terkesan terburu-buru dalam mengolah bukti dan data untuk diajukan ke MK. Informasi yang didapat mengatakan bahwa mereka sedang berlomba dengan satu kelompok di Forum Kaskus yang terus mencari kelemahan teori “Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman”. Mungkin DLA ingin mengambil langkah awal sebelum kelompok Kaskus tersebut mengeluarkan ebook berisi rangkuman kelemahan-kelemahan teori, yang dijanjikan akan selesai dalam waktu dekat sumber : http://unik.kompasiana.com/2010/08/2...ah-konstitusi/




sumber :http://orbit-unik.blogspot.com/2010/09/hot-borobudur-akan-digugat-ke-mk.html

Minggu, 26 September 2010

Bahasa yang Hilang Sejak Abad 16 Ditemukan dalam Surat








Sebuah tim arkeolog internasional mengatakan tulisan mirip ceker ayam di belakang sebuah surat yang ditemukan dari penggalian situs abad ke-17 merupakan bahasa yang digunakan masyarakat asli di sebelah utara Peru.

Tim arkeolog tersebut menemukan surat tersebut di bawah gunungan batako dalam sebuah kompleks gereja yang telah roboh di dekat Kota Trujillo. Kompleks tersebut dihuni biarawan Dominika selama dua abad.


“Penyelidikan kami menyimpulkan kertas tersebut menunjukkan sistem angka dalam sebuah bahasa yang hilang ratusan tahun lalu,” ujar Jeffrey Quilter, arkeolog dari Peabody Museum of Archaeology and Ethnology di Harvard, kepada Reuters.


Sebuah foto surat tersebut yang belum lama ini dirilis tim arkeolog menunjukkan satu kolom tulisan tangan dalam bahasa Spanyol dan diterjemahkan ke dalam sebuah bahasa yang menurut para ilmuwan saat ini sudah punah.


“Kami menemukan sebuah bahasa yang belum pernah dilihat atau didengar sejak abad 16 atau 17,” ujar Quilter. Bahasa tersebut diduga terpengaruh Quechua, bahasa kuno yang masih digunakan beberapa orang di Andes.


Surat yang dikubur di reruntuhan Gereja Magdalena de Cao Viejo di Kompleks El Brujo Archaeological tersebut ditemukan pada 2008. Namun, menurut Quilter, para arkeolog memutuskan untuk merahasiakan penemuannya sampai penelitian menunjukkan bukti bahasa yang hilang tersebut dipublikasikan bulan ini di jurnal American Anthropologist.


“Saya rasa banyak orang tidak menyadari berapa banyak bahasa yang digunakan pada masa pra-kontak,” tambah Quilter. “Secara linguistic, hubungan antara penakluk dari Spanyol dan warga local sangat kompleks.”







sumber :http://ujung-bumi.blogspot.com/2010/09/bahasa-yang-hilang-sejak-abad-16.html

Sabtu, 25 September 2010

Fosil Bunga Matahari Berumur 50 juta tahun Mengingatkan Lukisan Van Gogh





Pada pandangan pertama, garis yang berani dan warna yang mencolok mengingatkan akan salah satu lukisan terkenal Vincent van Gogh bunga matahari. Dan kesamaan ini bukan kebetulan – untuk karya awal, kembali ke masa hampir 50 juta tahun, diyakini menjadi nenek moyang bunga aster modern dan bunga matahari.



Para ilmuwan menemukan fosil indah diawetkan batuan kuno dari, stepa kering yang tersapu angin utara-barat Patagonia. Hal ini diyakini milik keluarga Asteracaea, yang meliputi aster, bunga matahari dan dandelion dan merupakan kelompok tanaman berbunga yang paling beragam di Bumi.

Tanaman Asteracaea termasuk krisan, selada dan artichoke. Fosil Asteracaea paling kuno ditemukan sebelumnya tidak lebih dari serbuk sari. Spesimen yang baru ditemukan, dijelaskan hari ini di jurnal Science, menunjukkan beberapa keunggulan Asteracaea termasuk struktur daun seperti disebut phyllaries. Fiturnya yang paling menonjol adalah kapitulum padat – kepala bunga yang besar dan padat yang menciptakan “matahari” dalam bunga matahari.

Batuan bantalan fosil, terpendam sepanjang Pichileufu Sungai di Argentina selatan, yang diperkirakan berusia sekitar 47,5 juta tahun. Para ilmuwan yakin bunga Asteracaea mungkin telah muncul di superbenua selatan Gondwana, sebelum pecah terpisah untuk membentuk Amerika Selatan, Afrika, India, Australia dan Antartika.

Para peneliti, dipimpin oleh Dr Viviana Barreda dari Museum Ilmu Pengetahuan Nasional Argentina di Buenos Aires, menulis: “Sebuah saham leluhur Asteraceae mungkin telah membentuk bagian dari luas geoflora selatan Gondwana sebelum pembentukan penyebaran yang efektif dalam daratan ini.” Dalam sebuah artikel yang menyertainya, ahli botani Austria Dr Tod Stuessy, dari Universitas Wina, mengatakan fosil merupakan bukti keluarga bunga matahari pada tahap awal ‘diversifikasi nya.


Beautifully preserved: The fossil, dated at more than 50 million years old, was discovered in Patagonia and immediately evoked memories of Van Gogh’s masterpiece

Dia menambahkan: “Banyak yang masih harus belajar tentang evolusi dan biogeografi dari keluarga bunga matahari … Bahkan jika peneliti menerima asal bunga matahari di Amerika Selatan bagian selatan, masih belum jelas bagaimana keluarga ini berkembang ke seluruh planet dan menjadi begitu sangat beragam.”







sumber :http://unik13.info/2010/09/sebuah-karya-kuno-fosil-bunga-matahari-berumur-50-juta-tahun-mengingatkan-lukisan-van-gogh/

Selasa, 21 September 2010

Cara Test Keperawanan Cewek Anda di Candi Porno







http://www.blogklik.com/wp-content/uploads/2010/09/Candi-Porno-150x150.jpg


Test Keperawanan alias cara mengetahui bahwa perempuan itu perawan atau tidak, ada cara paling asyik untuk mengetahuinya, jangan sekali-kali bertanya pada perempuan “apakah kamu masih perawan?” Karena pertanyaan demikian akan membuatnya tersinggung. Lebih baik ajak saja sang doi wisata ke sebuah candi, nah siapa tahu dia memang tidak tahu kalau sedang di test keperawanannya.
Candi Sukuh terletak di Desa Sukuh, Kelurahan Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Sukuh adalah candi peninggalan zaman Jawa kuno yang terletak di lereng Gunung Lawu sebelah barat, pada ketinggian lebih kurang 910 m di atas permukaan laut.
Jaraknya dari Solo kurang lebih 35 km dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat sampai di tempat. Dari Solo perjalanan menuju Karang Pandan kemudian menuju ke arah desa Kemuning, dan setelah kita jumpai simpang tiga, maka kita ambil arah yang menuju ke timur.

Dahulu kala kalau orang hendak mencapai puncak Sukuh harus melewati tangga batu yang panjang dari dataran sampai di halaman candi tersebut. Halaman Candi Sukuh sendiri terdiri dari 3 teras .
Memperhatikan susunan teras di Candi Sukuh banyak orang yang mencoba untuk menghubung-hubungkan dengan seni Mesir ataupun seni Meksiko. Karena untuk memasuki teras pertama kita harus melewati gapura, yang kalau kita perhatikan dari bawah gapura ini mirip pylon (gapura untuk memasuki piramida) dari Mesir.
Di sebelah kiri dan kanan pada gapura itu terdapat relief yang menunjukkan dengan jelas bahwa yang dimaksud adalah tahun tertentu.Kita lihat di sebelah kiri ada gambar seorang manusia yang ditelan oleh raksasa. Pada gapura terbaca candra sengkala “gapuro bhuto aban wong” .
Di atas sebuah pohon ada beberapa ekor burung, sedang di bawah ada seekor anjing yang memperhatikan peristiwa mengerikan. Perlu diketahui bahwa sastra jawa memberi angka-angka tertentu pada bangunan ataupun relief-relief pada barang yang terdapat pada setiap gapura Gapura berarti 9. Raksasa berarti 5, menelan berarti 3 dan manusia 1. Kemudian susunan angka itu di baca dari belakang dan terdapatlah tahun Jawa 1357 atau tahun Masehi 1437.
Sedangkan relief di sebelah kanan menunjukkan tahun yang sama dengan candra sengkala yang berbunyi gapuro bhuto nahut bu(n)tut yang berarti angka tahun 1359 caka. Relief ini berupa gambar raksasa sedang lari menggigit ular. Di atasnya terdapat mahluk yang sedang melayang-layang dan seekor binatang melata.
Dilantai kita melihat adanya relief Lingga (alat kelamin wanita) berhadapan dengan lawan jenisnya Yoni (alat kelamin laki-laki), mungkin suatu gambaran yang ada hubungannya dengan kenyataan bahwa Candi Sukuh dengan relief alat kelamin itu bertalian upacara-upacara kesuburan.
Yang pasti ini BUKAN suatu LELUCON KASAR, melainkan berdasarkan kepercayaan mistik tentunya. Konon, menurut cerita, UNTUK MENGETES KEPERAWANAN seorang gadis atau KESETIAANnya. Jika gadis tersebut berbuat serong, jika melewati relief tersebut AKAN sobek atau terlepas kainnya dan menitikkan darah (kalau pas Mens, gimana ya? Jangan mau di test deh). Kalau perilakunya tidak tercela akan selamatlah ia melewati relief Yoni dan Lingga tersebut.
Dan jika laki-laki yang berbuat serong, dengan melewati relief itu akan ketahuan, dengan bukti si lelaki AKAN TERKENCING-KENCING seketika. Nah lho, kalo mau nglewati jangan minum air banyak-banyak dulu deh. Sedang yang sudah punya istri/suami bila melangkahii relief ini pastinya pengin lagi he he he……pengin apa ya? Buktikan sendiri rasa keinginannya nanti.
Sebetulnya kalau mau menulis lengkap cerita tentang Candi Sukuh cukup banyak ceritanya, tulisan ini bagian kecil dari tulisan saya yang pernah di muat di media cetak secara bersambung tahun 1986 lalu, jadi aku menulis yang sesuai judulnya saja. Yang penting, lepas dari itu semua, kita wajib menghormati peninggalan-peninggalan nenek moyang sekecil apapun wujudnya, karena itu bagian dari sejarah perjalanan bangsa kita yang patut dijunjung tinggi.





sumber :http://selintasberita.blogspot.com/2010/09/cara-test-keperawanan-cewek-anda-di.html