Minggu, 28 Februari 2010
Rabu, 24 Februari 2010
tangan RAKSASA ala ATACAMA !!!
The Hand of the Desert (La Mano del Desierto) is an 11-meters-tall sculpture, in the shape of a hand, rising up from the desert. It was designed and created by Chilean sculptor Mario Irarrázabal, and is probably the weirdest thing you’re going to see in Atacama.
“The hand rising from the sand” theme is very common in Mr. Irarrázabal work and he has two other major similar sculptures in the US and Uruguay. We’ll add them both to our list of oddities, soon enough.
2000 Tahun Terkubur, Peti Mati Ditemukan Kembali Masih Utuh
Bermula dari pekerjaan penggalian tanah untuk pemebangunan bandara di Jalan Bandara Timur, wilayah Liuhe, Nanjing, China, beberapa pekerja saat menggali tanah lebih dari kedalaman 3 meter berhasil menemukan sebuah peti mati. Setelah tutup peti mati dibuka terlihat sebuah benda berbentuk piring disc warna hitam gelap.
Berita yang tersebar "Goa ini memiliki harta!", warga sekitar berduyun-duyun datang melihat dan bertanya-tanya, orang-orang yang berdatangan masih memegang berbagai alat kerja. Seorang polisi yang kebetulan lewat melihat situasi ini segera melaporkan ke instansi terkait.
Setelah mendengar kabar itu, petugas dari Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Liuhe yang bertanggung jawab atas pelestarian benda bersejarah ini bergegas ke tempat kejadian. Ditemukan piring disc warna hitam gelap setelah dicuci terlihat itu adalah cermin tembaga, bila dipandang dari pola cermin dan karakter, setidaknya berumur 1.000 tahun lebih.
Pada sore hari, petugas arkeologi di Nanjing Museum tiba di tempat kejadian. Arkeolog mengambil sejumlah besar alat-alat cat dari peti mati, kotak rias, cermin dan seperangkat pedang perunggu dan sebagainya, melalui identifikasi awal benda-benda kuno ini, setidaknya sudah 2000 lebih. Menurut analisa barang-barang lain pada peti mati dalam liang kubur, bahwa yang dikuburkan dalam peti mati adalah seorang wanita.
Yang membuat para arkeolog cukup terkejut adalah, peti mati yang panjangnya 2 meter lebar sekitar setengah meter, telah terkubur di dalam tanah sekitar dua ribu tahun lebih, tetapi peti mati belum rusak, garis piring peti mati masih terlihat jelas, di bagian bawah peti mati masih dapat terlihat bekas cat tebal yang berwarna orange, peti mati tidak menggunakan paku, bahkan tutup juga ditutup dengan cara mendorong dan menarik dalam slot.
Setelah para ahli memeriksa tampilan kayu peti peti, membaca bahan-bahan sejarah yang relevan bahwa peti mati selama bertahun-tahun tidak membusuk, cukup menggambarkan bahwa kualitas bahan peti mati adalah yang sangat tinggi, seharusnya adalah pohon berharga, usia pohon tidak kurang dari 600 tahun, arkeolog juga menemukan seperangkat pedang panjang sekitar setengah meter dalam peti mati, pedangnya padat, pedang besi telah berkarat. Di bagian atas peti mati, arkeolog juga menemukan kotak rias yang dicat dan gepeng karena tertekan alat galian, setelah dicuci, para arkeolog menemukan bahwa tarikan laci kotak rias besi masih utuh, motif ukir kotak rias masih terlihat jelas, disentuh tangan terasa licin. (yc/erabaru)
sumber :http://www.metrogaya.com/headline/2000-tahun-terkubur-peti-mati-ditemukan-kembali-masih-utuh
Senin, 22 Februari 2010
Makam Maracus Nonius Macrinus, Sang Jendral Gladiator di Temukan
Makam Maracus Nonius Macrinus adalah satu dari beberapa penemuan arkeologi yang berhasil dilakukan di
Namun, meski dalam film tokoh itu juga menjadi kesayanagan Marcus Aurelius dan turun ke
‘Kuburan ‘besar’
Kuburan ini ditemukan di lokasi pembangunan di Via Flamina. Sebagian besar balok marmer, tulisan dan dekorasi masih terpelihara dengan baik karena terlindung oleh lumpur yang meluap saat terjadi banjir Sungai Tiber satu abad lalu.Ini adalah “monumen Romawi kuno paling penting yang ditemukan dalam 20 atau 30 tahun ini”. ujar ahli arkeologi senior Daniela Rossi. Lebih dari 10 tulisan di makam itu merinci kehidupan Marcus Nonius Macrinus.
Jenderal ini berasal dari
Sebagian besar makam itu tertutup lumpur, dan Profesor Rossi mengatakan para pakar arekeologi bekerja siang malam untuk menggalinya. “Mungkin kami juga akan menemukan peti mayat dari batu. Terlalu cepat untuk mengatakan besaran peti mayat itu, namun terlihat ada jajaran kotak sepanjang 15 m, jadi cukup bear,” ujarnya.
Kantor berita Associated Press melaporkan pakar pekerja bangunan sedang terlibat dalam proyek renovasi sebuah stadion rugby saat menemukan satu kompleks pemakaman yang teratur seperti preumahan, blok dan jalan sebuah
Sumber: http://alcapone-network.co.cc/
Chand Baori, Sumur terdalam pada abad ke 9
Sabtu, 20 Februari 2010
siapakah Firaun yang Penyakitan ???
Firaun ini adalah Raja Mesir Tutankhamum yang menjadi Firaun pada usia 10 tahun di 1333 SM dan memerintah selama 9 tahun. Ketika makamnya ditemukan arkeolog Inggris, Howard Carter pada tahun 1922, Raja Tut dikenal sebagai anak emas karena makam dan topeng yang menutupi wajahnya terbuat dari emas.
Berabad-abad para sejarahwan berspekulasi bahwa Raja Tut dibunuh akibat perebutan kekuasaan. Raja Tut sebelumnya diduga meninggal akibat berperang, yang dianggap cara meninggal yang indah buat seorang raja.
Tapi dugaan itu keliru setelah keluar hasil studi yang dilakukan oleh Zahi Hawass dan rekannya dari Cairo's Supreme Council of Antiquities. Laporan ini juga dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association.
Berdasarkan tes DNA dan CT-scan terhadap 16 mumi termasuk Tutankhamum dan sanak keluarganya, Raja Tut ternyata meninggal karena komplikasi dari patah kaki yang dialaminya dan diperburuk dengan penyakit malaria serta kondisi kaki yang buruk sejak lahir.
Sebenarnya pemeriksaan CT scan yang dilakukan tahun 2005 menunjukkan penyebab kematiannya bukanlah dibunuh. Kini studi baru menunjukkan raja Mesir ini memiliki kondisi kaki yang buruk sejak lahir yang belum teridentifikasi sebelumnya. Hal ini terkait dengan penemuan 130 tongkat di dalam makam Tut, beberapa tongkat menunjukkan bahwa barang tersebut digunakan seumur hidup oleh raja.
Majestic: King Tut's golden sarcophagus
Sementara saat meninggal, kondisi Raja Tut sangat lemah oleh penyakit bawaan dan komplikasi dari patah tulang yang diperparah oleh serangan malaria berat. Hal ini berdasarkan temuan DNA parasit malaria sebagai bukti genetik tertua malaria di mumi.
"Patah tulang kaki yang terjadi secara tiba-tiba akan menghasilkan kondisi yang mengancam jiwa bila ditambah dengan infeksi malaria. Tutankhamum memiliki banyak gangguan. Dia mungkin dibayangkan sebagai seorang raja muda, tapi ternyata seorang yang lemah dan membutuhkan tongkat untuk berjalan," kesimpulan artikel jurnal seperti dikutip dari CBC,
Penemuan kondisi tulang Raja Tut yang buruk karena bawaan sejak kecil ini, menyangkal spekulasi sebelumnya bahwa Tut dan sanak saudaranya menderita kelainan langka yang mengakibatkan sifat feminin dan bentuk tulang yang aneh seperti sindrom Marfan. Sindrom ini adalah kelainan pada jaringan ikat yang dapat mengakibatkan tungkai memanjang.
Spekulasi ini timbul akibat gaya artistik dari patung-patung di masa kerajaan yang menunjukkan laki-laki dengan payudara menonjol, kepala memanjang dan pinggul yang feminin.
"Representasi sifat feminin Tutankhamum dan Akhenaten (ayahnya) sudah lama menjadi teka-teki bagi para Egyptologists. Tapi hasil studi baru menyelesaikan kontroversi ini dan menunjukkan bahwa hal tersebut hanyalah sebuah simbolis," ujar Mary-Ann Pouls Wegner, profesor arkeolog Mesir dari University of Toronto.
Pouls Wegner mengungkapkan bahwa Tut memiliki kondisi kaki buruk sejak lahir yang belum teridentifikasi sebelumnya. Temuan terbaru lain menunjukkan Tut memiliki bentuk ringan scoliosis (lengkungan abnormal pada tulang belakang) dan penyakit Kohler (kondisi kurangnya aliran darah secara perlahan-lahan hingga menghancurkan tulang kaki kirinya).
"Penemuan medis terbaru memperlihatkan bahwa sesuatu dari masa lalu yang dianggap misterius sebenarnya dapat memberikan pengetahuan baru bagi kita sekarang," ujar Matius Teitelbaum, direktur Art Gallery of Ontario di Toronto.(ver/ir)
Kamis (18/2/2010).
sumber :http://health.detik.com/read/2010/02/18/081513/1301757/763/firaun-yang-penyakitan
Kamis, 18 Februari 2010
mengintip JEJAK KAKI dinosaurus di BOLIVIA
A cement quarry near Sucre is home the world’s largest site of dinosaur tracks, known by the locals as Cal Orko.
More than 68 million years ago, thousands of dinosaurs flocked at Cal Orko (a lakeside in those times) in search of food and water. This explains the over 5,000 dinosaur tracks, laid in around 350 criss-cross trackways, on a crumbling wall. The most amazing thing about Cal Orko is it features footprints from 330 dinosaur species, from the Cretaceous, just before they went extinct.
The fascinating 70-degree rockface is a rather new discovery, found by Bolivian workers, in 1994. It stretches 1.5 kilometers in length and it’s 150 meters tall. Compared to other dinosaur track sites, on any other continent, Cal Orko is by far the biggest and most important.
Unfortunately, Cal Orko is in constant danger of crumbling and Bolivian authorities spend $30 million every year, to keep it in place. With all their efforts, part of the Dinosaur Wall has crumbled at the beginning of February, and with it about 300 footprints have been lost.
Photos via Fogonazos
Rabu, 03 Februari 2010
Segera Dibuka !!! "Sphinx Alley" Museum Terbuka Terbesar Di Dunia !
Proyek senilai 45 juta dollar, sekitar 450 miliar rupiah, tersebut akan menggali jalan kecil sepanjang dua mil (tiga kilometer), yang menghubungkan kuil-kuil besar Luxor dengan Karnak di tepi timur Sungai Nil di Luxor.
Diambil dari liputan6.com, Sphinx Alley awalnya dibangun dengan 1.200 patung-patung, dengan barisan patung sphinx berkepala domba, dan patung sphinx berkepala manusia. Jalan kecil tersebut dibangun oleh Amenhotep III pada abad ke-12 SM. Selama bertahun-tahun, jalan kecil terkubur di bawah pasir.
sumber :http://www.kagakribet.com/fun.php?id=h3xg448jx0KN