The Byzantine church located southwest of Jerusalem, excavated over the last two months, will be visible only for another week before archaeologists cover it again with soil for its own protection. The small basilica with an exquisitely decorated floor was active between the fifth and seventh centuries A.D., said the dig’s leader, Amir Ganor of the Israel Antiquities Authority. He said the floor was “one of the most beautiful mosaics to be uncovered in Israel in recent years.” “It is unique in its craftsmanship and level of preservation,” he said.
Minggu, 23 Oktober 2011
arkeolog ISREAL temukan GEREJA berumur 1500 tahun
The Byzantine church located southwest of Jerusalem, excavated over the last two months, will be visible only for another week before archaeologists cover it again with soil for its own protection. The small basilica with an exquisitely decorated floor was active between the fifth and seventh centuries A.D., said the dig’s leader, Amir Ganor of the Israel Antiquities Authority. He said the floor was “one of the most beautiful mosaics to be uncovered in Israel in recent years.” “It is unique in its craftsmanship and level of preservation,” he said.
Kamis, 13 Oktober 2011
Misteri Istana Cleopatra Ditemukan di Bawah Laut
sumber :
Senin, 10 Oktober 2011
Ditemukan, Sarkofagus Terpenting 3.500 Tahun
Kuator Torquay Museum Barry Chandler mengatakan, “Dr Aidan Dodson dari Bristol University melihat desain dan menyadari sarkofagus ini berasal dari ‘era emas’ Mesir atau masa Akhenaten dan Tutankhamun”.
Tak hanya itu, sarkofagus ini mengindikasikan dibuat untuk anak berstatus tinggi, kemungkinan keluarga kerajaan.
"Dari detail mata, lutut dan lainnya, peti mati ini jauh lebih tua dari perkiraan. Ini seribu tahun lebih tua dan untuk keluarga status tinggi atau kerajaam,” lanjutnya.
Dr Aidan Dodson dari Bristol University akhirnya memeriksa artefak ini dan menemukan, peti mati ini berasal dari 3.500 tahun silam dari masa Thutmose II atau dinasti Mesir ke-18 seperti ditulis DM.
sumber :http://teknologi.inilah.com/read/detail/1783095/ditemukan-sarkofagus-terpenting-3500-tahun
Sabtu, 08 Oktober 2011
Jalan Kuno Suku Maya di El Salvador Ditemukan
University of Colorado di Boulder (CU-Boulder), Kolorado, mengatakan, jalan yang disebut ‘sacbe’ ini selebar 1,8 meter dan terbuat dari debu vulkanik putih dari letusan terdahulu yang menopang ujung-ujungnya seperti ditulis UPI.
Para warga Maya di desa yang dulu disebut Ceren membuat jalan itu pada 600. Profesor antropologi Payson Sheets di CU-Boulder mengatakan, dalam Yucatan Maya, kata ‘sacbe’ berarti ‘jalan putih’ dan digambarkan sebagai jalan kuno tinggi yang dibangun dengan plester gamping yang menghubungkan kuil, plaza, dan kota.
“Hingga temuan ini, jalan ini hanya dikenal dari area Yucatan di Meksiko dan semuanya dibangun dengan garis batu. Butuh preservasi luar biasa di Ceren untuk memberitahu kita, Maya juga membuat jalannya dari batu,” paparnya.
sumber :http://teknologi.inilah.com/read/detail/1782693/jalan-kuno-suku-maya-di-el-salvador-ditemukan
Ilmuwan AS & Rusia Berburu Manusia Salju
Perkumpulan ilmuwan internasional menyatakan akan berburu manusia salju, terutama manusia salju Siberia. Di seluruh dunia, banyak laporan mengenai makhluk serupa manusia besar dan berbulu.
Makhluk ini dikenal juga sebagai Bigfoot, Sasquatch, Manusia Salju Siberia dan Manusia Salju Mengerikan dan semua makhluk ini tak pernah tertangkap untuk benar-benar memastikan keberadaannya.
Namun seperti dilaporkan HuffPost, peneliti yang mempelajari keberadaan hewan tak dikenal atau kriptozoolog mengatakan, jumlah saksi mata, foto, film, video, jejak kaki, rambut dan kotoran yang ditemukan menunjukkan kemungkinan keberadaan spesies tak dikenal yang nampaknya tak mau ditemukan dunia ini.
Namun semua itu nampaknya akan berubah ketika ilmuwan dari Rusia dan Amerika Serikat (AS) serta negara lain bersatu pekan ini dalam sebuah konferensi yang akan memasukkan trek di wilayah Kemerovo, Siberia, untuk memburu manusia salju ini.
Kita tunggu saja hasilnya
sumber :http://teknologi.inilah.com/read/detail/1782211/ilmuwan-as-rusia-berburu-manusia-salju